Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintahan Prabowo-Gibran: Memperkuat Demokrasi Indonesia Pasca-Era Jokowi

15 Oktober 2024   20:23 Diperbarui: 15 Oktober 2024   20:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRFiFPnIPMvWVG9nRpNQ_46cMEhsYfSU_IDTQ&usqp=CAU

Kehadiran aktivis, seperti Natalius Pigai, dalam daftar calon menteri memberikan harapan soal keberadaan suara kritis dalam kabinet yang bisa mendorong agenda reformasi dan penguatan demokrasi. 

Namun, tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan suara-suara ini dengan kepentingan politik praktis yang tak terhindarkan dalam sebuah pemerintahan.

Isu kebebasan pers dan ruang sipil juga menjadi aspek krusial yang harus diperhatikan kabinet Prabowo. Selama era Jokowi, beberapa pihak mengkritik adanya pembatasan terhadap kebebasan berekspresi dan berkumpul. 

Kabinet zaken dihadapkan pada tugas berat, yaitu menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya masyarakat sipil yang kuat dan pers yang bebas, sebagai pilar penting demokrasi.

Tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana mengelola hubungan antara sipil dan militer dalam konteks demokrasi Indonesia. Latar belakang militer Prabowo sendiri telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa kalangan akan potensi militerisasi pemerintahan. 

Publik berharap kabinet zaken bisa menunjukkan komitmen kuat terhadap supremasi sipil dan mencegah intervensi militer dalam urusan pemerintahan sipil.

Aspek penting lainnya adalah penguatan sistem pemilu dan partai politik. Pasca-Jokowi, Indonesia perlu melanjutkan upaya memperkuat integritas proses pemilu. Pemerintahan Prabowo-Gibran harus meningkatkan kualitas partai politik sebagai saluran aspirasi rakyat. 

Pasca-Jokowi, pemerintahan baru perlu mendorong reformasi sistem kepartaian dan pemilu untuk menciptakan demokrasi yang lebih substantif dan partisipatif.

Dalam konteks desentralisasi dan otonomi daerah, kabinet zaken Prabowo juga dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan koordinasi nasional dan penguatan demokrasi lokal. 

Pengalaman era Jokowi menunjukkan kecenderungan resentralisasi dalam beberapa aspek pemerintahan. Walaupun belum ada penetapan personil pada posisi kementerian, publik dapat mengidentifikasi sejauhmana calon-calon menteri baru itu harus mampu menemukan formula yang tepat.

Tujuannya adalah memperkuat demokrasi di tingkat lokal tanpa mengorbankan efektivitas pemerintahan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun