Nesadurai (2017) menyarankan "peningkatan sumber daya dan otoritas Sekretariat ASEAN untuk memfasilitasi implementasi kebijakan yang lebih efektif" (p. 567).
Meskipun ASEAN menghadapi kritik dan tantangan yang signifikan, organisasi regional ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Menjaga stabilitas kawasan tidak selalu berarti bahwa sumber-sumber instabilitas itu diselesaikan atau hilang dengan sendirinya.
Namun, menjaga stabilitas lebih terkait pada kapabilitas ASEAN untuk mengelola potensi-potensi konflik melalui berbagai inisiatif kerjasama regional.Â
Walau krisis domestik, seperti di Myanmar, masih terjadi, ASEAN masih dianggap mampu mengelola konflik dan potensi-potensi konflik di kawasan ini dibandingkan kawasan-kawasan lainnya.
Adaptasi terhadap dinamika geopolitik kontemporer memang diperlukan, namun hal ini harus dilakukan dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip inti yang telah berkontribusi pada perdamaian regional selama beberapa dekade.
Satu hal penting adalah urgensi ASEAN perlu menemukan keseimbangan antara mempertahankan pendekatan konsensusnya yang khas dan meningkatkan efektivitasnya dalam merespons krisis dan tantangan regional.
Dengan melakukan penyesuaian strategis dan penguatan institusional, ASEAN diprediksi dapat mempertahankan relevansinya dan terus berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara di tengah lanskap geopolitik yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H