Terlepas dari berbagai tantangan tersebut, Indonesia perlu terus mempertahankan pendekatan bebas aktif sebagai kompas diplomasinya di Laut China Selatan.Â
Posisi geografis Indonesia yang strategis serta identitasnya sebagai negara berkembang terbesar di kawasan menempatkan Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang dalam arsitektur keamanan regional.
Dengan bersikap netral dan mengutamakan kerja sama, Indonesia dapat berkontribusi menjaga stabilitas dan mencegah eskalasi konflik. Pada saat yang sama, prinsip bebas aktif memungkinkan Indonesia untuk tetap mengamankan kepentingan nasionalnya, termasuk menjaga integritas wilayah dan kedaulatan wilayah Indonesia, termasuk di Kepulauan Natuna.
Untuk memperkuat peran sebagai honest broker, Indonesia memerlukan strategi diplomasi yang lebih proaktif dan antisipatif. Indonesia perlu terus memperjuangkan sentralitas ASEAN dalam mengelola sengketa Laut China Selatan, termasuk mendorong implementasi penuh Declaration of Conduct (DOC) dan mempercepat perundingan Code of Conduct (COC).
Indonesia juga harus memperkuat kerja sama bilateral dengan semua negara yang berkepentingan, baik itu negara claimant state maupun negara pengguna Laut China Selatan, dalam kerangka strategic partnership yang saling menguntungkan (Anwar, 2020).
Tidak kalah penting, Indonesia perlu meningkatkan kapasitas pertahanan di Kepulauan Natuna. Pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto perlu membangun sistem pertahanan, termasuk pangkalan militer, untuk menangkal setiap potensi pelanggaran kedaulatan terhadap  kesatuan wilayah Indonesia.
Prinsip bebas aktif terbukti tetap relevan sebagai panduan diplomasi Indonesia dalam tata kelola potensi sengketa di Laut China Selatan menjadi laut perdamaian. Dengan mengedepankan sikap netral, mendahulukan dialog, dan mengutamakan kerja sama, Indonesia dapat berkontribusi positif bagi stabilitas keamanan di kkawasandan, sekaligus, mengamankan kedaulatan nasionalnya.
Meski menghadapi berbagai tantangan, baik eksternal maupun internal, Indonesia harus tetap berpegang teguh pada jati dirinya sebagai bangsa yang bebas aktif. Hanya dengan menjadi tuan (subyek) atas dirinya sendiri, Indonesia dapat menjadi kekuatan yang diperhitungkan dalam percaturan geopolitik di Laut China Selatan.