Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Dampak Krisis Israel-Iran Terhadap Ekonomi Global dan Indonesia

17 April 2024   23:52 Diperbarui: 18 April 2024   17:57 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/LOUAI BESHARA via KOMPAS.com

Ketegangan antara Israel dan Iran telah mencapai titik kritis dengan adanya serangan langsung Iran terhadap Israel baru-baru ini. Konflik yang diperkirakan terus meningkat ini tidak hanya mengancam stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah, tetapi juga berpotensi mengguncang perekonomian global, termasuk Indonesia.

Jalur penerbangan dan pelayaran dipastikan harus menghindari kawasan krisis kedua negara. Beberapa negara bahkan telah menutup kawasan udaranya.

Sementara itu, pelayaran internasional harus memikirkan risiko tak terduga jika melewati jalur tradisional, misalnya Selat Hormuz.

Perhatian terhadap dampak ini menjadi sangat urgen mengingat konflik itu berpotensi berkepanjangan. Ada kekawatiran bahwa konflik ini sengaja diciptakan agar berbagai negara tetap patuh pada sistem ekonomi liberal yang semakin terkoneksi.

Selain itu, konflik-konflik berskala global itu berlangsung di hampir semua wilayah strategis. Ada perang Rusia-Ukraina di benua Eropa, potensi konflik di Laut China Selatan dan Laut China Utara di kawasan Indo-Pasifik, dan krisis Israel-Iran di Timur Tengah.

Apalagi, krisis kedua negara—seperti krisis-krisis lainnya—diduga kuat melibatkan  persaingan kepentingan antara negara-negara besar, yaitu AS dan Rusia. Tidak bisa disangkal bahwa persaingan dua negara adidaya itu di Timur Tengah bisa dikatakan sebagai perpanjangan dari pertarungan mereka di krisis Ukraina.

Akibatnya, berbagai negara harus mulai memperhitungkan dampak ekonomi dari krisis Israel dan Iran itu. Kenyataan bahwa Timur Tengah merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya energi, khususnya minyak dan gas alam, tentu saja menjadi pertimbangan utama.

Dampak

Konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran dapat mengganggu pasokan energi global, mengingat posisi strategis Selat Hormuz yang merupakan jalur utama pengiriman minyak dunia.

Gangguan ini berpotensi memicu lonjakan harga minyak di pasar internasional, yang akan berdampak signifikan pada ekonomi negara-negara importir minyak, termasuk Indonesia.

Kenaikan harga minyak akibat konflik Israel-Iran dapat meningkatkan biaya produksi dan transportasi. Dampak selanjutnya adalah memicu inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.

Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak akan membebani anggaran negara dan menekan daya beli masyarakat. Ketergantungan Indonesia pada impor minyak untuk memenuhi kebutuhan energi domestiknya menjadi penyebab utamanya.

Selain dampak langsung pada harga minyak, konflik Israel-Iran juga dapat mempengaruhi iklim investasi global. Ketidakpastian geopolitik yang meningkat akan membuat investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya, terutama di kawasan Timur Tengah.

Penurunan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan tersebu. Kondisi ini, pada gilirannya, dikawatirkan akan berdampak pada mitra dagang mereka, termasuk Indonesia.

Upaya Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat dengan negara-negara Timur Tengah. Pada tahun 2019, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah mencapai USD 12,8 miliar, dengan ekspor utama berupa minyak kelapa sawit, karet, dan produk tekstil.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga dapat berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Wisatawan dari Timur Tengah merupakan salah satu pasar potensial bagi industri pariwisata Indonesia, dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Konflik Israel-Iran yang memanas dapat membuat wisatawan dari kawasan tersebut enggan bepergian, termasuk ke Indonesia, karena kekhawatiran akan keamanan dan stabilitas regional.

Dalam menghadapi dampak konflik Israel-Iran terhadap perekonomian global dan Indonesia, diperlukan upaya diplomasi yang proaktif dan strategis. Indonesia, sebagai negara dengan pengaruh signifikan di dunia Muslim, dapat memainkan peran penting dalam mendorong dialog dan resolusi damai antara Israel dan Iran.

Melalui forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia dapat mempromosikan pentingnya stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah bagi kepentingan ekonomi global.

Selain itu, Indonesia juga perlu memperkuat ketahanan ekonomi domestiknya dalam menghadapi gejolak harga minyak dan ketidakpastian global akibat konflik Israel-Iran. Diversifikasi sumber energi, pengembangan energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi energi dapat menjadi langkah-langkah strategis  untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak.

Indonesia juga bisa memperluas dan memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di luar Timur Tengah. Upaya itu dapat membantu Indonesia memitigasi risiko yang timbul dari konflik regional.

Dalam konteks hubungan internasional, konflik Israel-Iran juga menimbulkan tantangan bagi Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan nasionalnya dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri bebas-aktif.

Di satu sisi, Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mendukung Palestina dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Namun di sisi lain, Indonesia juga perlu menjaga hubungan baik dengan negara-negara Timur Tengah lainnya, termasuk Iran, demi kepentingan ekonomi dan geopolitiknya.

Dalam menghadapi dilema ini, Indonesia perlu mengedepankan pendekatan yang pragmatis dan konstruktif. Alih-alih memihak secara membabi buta pada salah satu pihak, Indonesia dapat berperan sebagai mediator yang netral dan kredibel dalam mendorong dialog dan rekonsiliasi antara Israel dan Iran.

Dengan memanfaatkan modal diplomatiknya sebagai negara Muslim terbesar dan kekuatan ekonomi yang disegani, Indonesia dapat berkontribusi positif dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Pada akhirnya, diplomasi itu akan bermanfaat bagi perekonomian global dan kepentingan nasional Indonesia sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun