Kenaikan harga minyak akibat konflik Israel-Iran dapat meningkatkan biaya produksi dan transportasi. Dampak selanjutnya adalah memicu inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak akan membebani anggaran negara dan menekan daya beli masyarakat. Ketergantungan Indonesia pada impor minyak untuk memenuhi kebutuhan energi domestiknya menjadi penyebab utamanya.
Selain dampak langsung pada harga minyak, konflik Israel-Iran juga dapat mempengaruhi iklim investasi global. Ketidakpastian geopolitik yang meningkat akan membuat investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya, terutama di kawasan Timur Tengah.
Penurunan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan tersebu. Kondisi ini, pada gilirannya, dikawatirkan akan berdampak pada mitra dagang mereka, termasuk Indonesia.
Upaya Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat dengan negara-negara Timur Tengah. Pada tahun 2019, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah mencapai USD 12,8 miliar, dengan ekspor utama berupa minyak kelapa sawit, karet, dan produk tekstil.
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga dapat berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Wisatawan dari Timur Tengah merupakan salah satu pasar potensial bagi industri pariwisata Indonesia, dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Konflik Israel-Iran yang memanas dapat membuat wisatawan dari kawasan tersebut enggan bepergian, termasuk ke Indonesia, karena kekhawatiran akan keamanan dan stabilitas regional.
Dalam menghadapi dampak konflik Israel-Iran terhadap perekonomian global dan Indonesia, diperlukan upaya diplomasi yang proaktif dan strategis. Indonesia, sebagai negara dengan pengaruh signifikan di dunia Muslim, dapat memainkan peran penting dalam mendorong dialog dan resolusi damai antara Israel dan Iran.
Melalui forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia dapat mempromosikan pentingnya stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah bagi kepentingan ekonomi global.
Selain itu, Indonesia juga perlu memperkuat ketahanan ekonomi domestiknya dalam menghadapi gejolak harga minyak dan ketidakpastian global akibat konflik Israel-Iran. Diversifikasi sumber energi, pengembangan energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi energi dapat menjadi langkah-langkah strategis  untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak.
Indonesia juga bisa memperluas dan memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di luar Timur Tengah. Upaya itu dapat membantu Indonesia memitigasi risiko yang timbul dari konflik regional.