Mahasiswa libur semester, apakah dosen libur juga? Ternyata, tidak libur. Sejak libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, kegiatan perkuliahan praktis sudah tidak ada, tetapi kampus tetap buka alias menjalankan aktivitas lainnya.
Keseharian di kampus diisi dengan kegiatan memberi nilai perkuliahan semester ganjil 2023-2024, persiapan dokumen administrasi untuk LKD/BKD, dan persiapan materi kuliah di semester genap. Situasi ini akan berlangsung hingga akhir Januari ini.
Kegiatan terakhir itu menjadi sangat penting. Walau matakuliah pada umumnya ditawarkan setiap tahun, namun materi kuliah harus diusahakan mengikuti perkembangan realitas di sekitar kita, termasuk sumber-sumber pustakanya.
Tulisan ini merupakan sebuah catatan kuliah sederhana, tanpa referensi dari paper akademik atau buku-buku. Catatan ini menjadi salah satu bagian dari kegiatan persiapan materi kuliah di semester mendatang di matakuliah Hubungan Internasional di Asia Tenggara.Â
###
Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat penting dalam hubungan internasional kontemporer. Negara-negara di kawasan ini memainkan peran sentral dalam kerjasama regional maupun konflik-konflik global.Â
Secara geopolitik, Asia Tenggara berada di posisi strategis di antara dua kekuatan besar dunia, yaitu Tiongkok dan India. Letaknya yang berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik menjadikan Asia Tenggara sebagai jalur perdagangan dan transportasi yang vital bagi perdagangan global.
Konflik dan Kerjasama
Sejarah Asia Tenggara ditandai dengan banyak konflik dan perebutan pengaruh antar negara. Pada abad ke-16 hingga 19, banyak wilayah di Asia Tenggara yang dijajah oleh kekuatan kolonial Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Spanyol.Â
Penjajahan ini meninggalkan dampak mendalam terhadap pola konflik dan kerjasama di kawasan ini. Selama perang dingin misalnya, sebagian besar negara Asia Tenggara menjadi locus bagi persaingan dan proxy war antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Di era kontemporer, Asia Tenggara menghadapi tantangan baru dalam konflik dan kerjasama regional. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia telah meningkatkan saling ketergantungan ekonomi dan mendorong kerjasama regional yang lebih erat.Â
ASEAN misalnya semakin memainkan peranan penting sebagai mekanisme kerjasama politik dan ekonomi utama di kawasan ini. Di sisi lain, ketegangan territorial dan sengketa perbatasan di Laut Tiongkok Selatan menjadi ancaman stabilitas kawasan dan berpotensi memicu konflik yang lebih besar antara Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara.
Beberapa pola konflik dan kerjasama utama di Asia Tenggara dewasa ini antara lain:
1. Ketegangan di Laut Tiongkok Selatan
Cina dan beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia bertikai soal klaim territorial dan batas ZEE di perairan Laut Tiongkok Selatan yang kaya akan sumber daya. Ketegangan ini berpotensi memicu konflik bersenjata dan mengganggu stabilitas kawasan.
2. Ancaman terorisme dan radikalisme
Terorisme dan ekstremisme menjadi ancaman nyata bagi sebagian besar negara Asia Tenggara. Gerakan radikal seperti JI dan ISIS mendorong negara-negara ASEAN mempererat kerja sama keamanan dan intelijen guna memberantas terorisme regional.
3. Integrasi ekonomi melalui ASEAN
Kerjasama ekonomi di bawah naungan ASEAN terus diperdalam dengan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Integrasi ekonomi yang lebih erat ini mendorong saling ketergantungan dan meningkatkan kerja sama lintas negara di Asia Tenggara.
4. Pengaruh Tiongkok yang makin besar
Pertumbuhan cepat ekonomi dan pengaruh Tiongkok di kawasan Asia Pasifik menyebabkan negara-negara Asia Tenggara harus menyeimbangkan hubungan dengan berbagai kekuatan besar dunia. Tiongkok kini menjadi mitra dagang dan investor utama bagi sejumlah negara ASEAN.
Faktor Domestik dan Politik Luar Negeri
Pola-pola konflik dan kerjasama di atas menjelaskan saling pengaruh antara isu politik domestik dan kebijakan luar negeri negara-negara di Asia Tenggara. Dinamika politik internal dari masing-masing negara ASEAN kerap kali berdampak pada bagaimana mereka merumuskan dan menjalankan kebijakan luar negerinya di kancah regional maupun global.
Walaupun setiap negara memiliki masalah-masalah domestiknya sendiri, beberapa masalah itu secara langsung atau tidak langsung berdimensi regional. Dinamika konflik domestik di negara-negara ASEAN juga seringkali merembes dan mempengaruhi stabilitas kawasan secara keseluruhan.
Akibatnya, ada upaya-upaya sebuah negara mencampuri urusan domestik negara lain. Masalah domestik itu menjadi semakin kompleks ketika memiliki kaitan dengan kepentingan-kepentingan global, sepwrti AS dan China.
Sebagai contoh, pergeseran sistem politik dan kepemimpinan nasional yang terjadi di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Myanmar dalam beberapa dekade terakhir turut mempengaruhi kecenderungan kebijakan luar negeri serta tingkat keterlibatan dalam kerjasama ASEAN dan isu-isu kawasan.Â
Di sisi lain, perkembangan lingkungan strategis global dan regional juga memberi tekanan balik yang signifikan terhadap situasi politik internal negara Asia Tenggara. Persaingan kekuatan besar AS, China dan sekutunya di kawasan ini misalnya, mendorong negara-negara ASEAN melakukan balancing dengan mendekat ke kekuatan tertentu demi kepentingan domestik.Â
Sikap itu diambil, meskipun menimbulkan resiko instabilitas dan intervensi asing dalam jangka panjang. Dalam beberapa tahun terakhir ini, cara negara-negara di ASEAN tampaknya berbeda dengan ASEAN sebagai satu-satunya organisasi regional di kawasan Asia Tenggara. Kebijakan luar negeri tiap-tiap negara anggota ASEAN bisa saja berbeda dengan sikap ASEAN.
Perbedaan antara kepentingan nasional dan regional dapat dipakai sebagai jawaban terhadap perbedaan kebijakan itu. Netralitas ASEAN terhadap upaya AS membawa perang Risia-Rusia-Ukraina di kawasan ini berbeda dengan sikap negara-negara anggota ASEAN.Â
Singapura dan Indonesia menyepakati resolusi Sidang Umum PBB yang mengkritik serangan Rusoa ke Ukraina. Namun Indonesia dan Singapura memiliki sikap berbeda dalam menjalankan resolusi PBB di negara masing-masing.Â
Pemerintah Singapura mengikuti kebijakan luar negeri AS memberikan sanksi dan menutup 4 bank milik Rusia di Singapura. Sedangkan Indonesia, tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina dengan konsekuensi berhadapan dengan kebijakan AS terhadap Rusia.
Secara keseluruhan, analisis yang komprehensif mengenai Southeast Asian politics and foreign policy memerlukan pemahaman mengenai keterkaitan dan kausalitas dua arah antara faktor domestik dan internasional. Dinamika politik internal dan kekuatan eksternal saling membentuk dan mempengaruhi untuk menghasilkan strategi bertahan hidup serta perilaku hubungan luar negeri tertentu dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini.
Perkembangan baik di tingkat global maupun regional akan terus mempengaruhi pola kerjasama dan konflik di Asia Tenggara ke depan. Evolusi multipolaritas ekonomi dan politik global, isu-isu nontradisional seperti pandemi, dan dinamika internal di masing-masing negara ASEAN akan menentukan sejauh mana kawasan ini bisa memperkuat kerjasama dan memitigasi potensi konflik di masa mendatang.
Food for thought
Dinamika politik domestik dan lingkungan strategis global saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku hubungan luar negeri negara-negara di kawasan ini. Perkembangan multipolaritas global dan isu non-tradisional akan menentukan sejauh mana kawasan ini bisa memitigasi potensi konflik di masa mendatang. Beberapa pertanyaan di bawah ini merupakan food for thought untuk memandu memahami materi ini.Â
Pertanyaan:
1. Bagaimana sejarah penjajahan mempengaruhi pola hubungan negara-negara di Asia Tenggara saat ini?Â
2. Mengapa isu Laut Tiongkok Selatan menjadi ancaman bagi stabilitas kawasan?Â
3. Apa implikasi integrasi ekonomi regional terhadap saling ketergantungan ASEAN?
4. Mengapa negara-negara ASEAN perlu menyeimbangkan hubungan dengan berbagai kekuatan global?
5. Bagaimana dinamika domestik dan global saling mempengaruhi hubungan luar negeri di Asia Tenggara?
###
Catatan kuliah 1 ini merupakan materi pertama, sehingga masih bersifat umum dan sekilas sebagai pengantar kepada mahasiswa agar memahami cakupan dan isu-isu di matakuliah ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI