Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengukur KTT G20 di 2022: Berhasil atau Gagal?

5 November 2022   16:05 Diperbarui: 5 November 2022   18:55 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ukuran ini, absolutisme angka kadang juga menjadi ide utama untuk mengukur KTT G20, sehingga kehadiran 3 pemimpin negara yang belum jelas dapat membawa kepada kesimpulan bahwa KTT G20 pada 2022 ini, termasuk keketuaan Indonesia, telah gagal.

Selain gagal, penganut ini menganggap keketuaan Indonesia dianggap telah kalah. Ketidakhadiran ketiga pemimpin itu (hingga 4/11) menjadi kekalahan Indonesia karena tidak mampu menyelenggarakan dan mempertemukan ke-20 anggotanya.

2. Ukuran Kualitas

Pendukung aliran kualitas ini bertutur bahwa keberhasilan KTT G20 bukanlah soal angka total atau jumlah lengkap dari 20 pemimpin negara anggota yang hadir. Penganut kualitas lebih meliha pada bagaimana KTT G20 bisa memenangkan semua pihak. 

Kehadiran lengkap bagi kaum pemilih nomer 2 ini bukan pertanda Presidensi Indonesia mengalami kekalahan. Atau sebaliknya, ukuran keberhasilan KTT bukanlah kehadiran semua anggota secara lengkap.

Bagi kelompok penganut nomer 2 ini, kehadiran 17 pemimpin dari 20 anggota lengkap G20 juga dianggap sebagai keberhasilan KTT dan Presidensi Indonesia. Argumentasinya adalah bahwa KTT G20 pada 2022 ini diselenggarakan pada saat dunia menghadapi dua masalah pelik, yaitu pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Kompleksitas persoalan dari dua masalah global itu lebih pada konsekuensi globalnya. Dalam rangka menanggapi kedua persoalan global itu, KTT G20 menjadi relevan tetap diselenggarakan. Relevansi itu dengan resiko bahwa KTT dihadiri oleh 17 pemimpin anggotanya.

Pandangan nomer 2 ini menempatkan KTT G20 pada 2022 ini tidak pada ruang kosong seolah dunia atau hubungan berlangsung normal. Isu rivalitas global antara Amerika Serikat (AS)-Rusia di kawasan Atlantik dan AS-China di kawasan (Indo-)Pasifik, misalnya, menambah kerumitan masalah global. Oleh karena itu, kelompok nomer 2 ini tetap menganggap Presidensi G20 Indonesia tetap berhasil.

Apalagi penyelenggaraan berbagai pertemuan G20 telah berlangsung sejak 1 Desember 2022. Lebih dari 100 pertemuan, partisipasi lebih dari 2.000 peserta, dan hampir semua kementerian beserta stakeholder masing-masing sektor juga menambah optimisme dan menjauhkan dari anggapan kegagalan G20 pada Presidensi Indonesia di 2022 ini.

3. Ukuran Kualitas dan Norma yang Dihasilkan

Tidak hanya semua pihak menang, namun juga sejauh mana KTT G20 itu telah menghasilkan norma-norma bersama. Penilai nomer 3 juga bersikap optimis seperti nomer 2. Namun demikian, Kelompok penilai nomer 3 ini menjelaskan keberhasilan KTT G20 di 2022 ini secara lebih kongkrit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun