Demikian juga kedekatan pemimpin kedua negara secara personal dengan pemimpin China Xi Jinping. Dua negara anggota ASEAN itu merupakan mitra tradisional bagi China, termasuk bantuan China dalam menyediakan vaksin Covid-19 kepada kedua negara.
Sensitivitas rakyat Myanmar perlu menjadi pertimbangan serius bagi perwakilan negara-negara lain untuk menyampaikan pandangannya mengenai Myanmar. April 2021 lalu, sekelompok masyarakat Myanmar memprotes di Kedubes Indonesia di Myamar karena mereka menganggap Indonesia mendukung rezim militer.Â
Rakyar Myanmar melalui NUG pun memprotes kedatangan Jenderal Hlaing pada pertemuan tingkat tinggi khusus mengenai Myanmar di Jakarta. Mereka bahkan membawa poster ketidakpercayaan mereka pada sikap ASEAN.
Pemboman itu menjadi petunjuk kuat bahwa kondisi Myanmar semakin memburuk. Di tingkat domestik, krisis politik di Myanmar menjadi semakin memburuk.Â
Selama 11 bulan pemerintahan militer tidak menghasilkan sebuah pemerintahan yang melindungi masyarakatnya. Sebaliknya, sekitar 1.400 rakyat Myanmar menjadi korban kekerasan kelompok militer dan lebih dari 11 ribu orang ditahan junta militer.Â
Ketidakpastian mewarnai keseharian rakyat Myanmar ketika pemerintahan militer menerapkan politik bumi hangus terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang menentang.
Kurang sensitifnya Kamboja diduga menyebabkan pemboman itu. Kenyataan mengenai pemboman di dekat Kedubes Kamboja itu seharus menjadikan PM Hun Sen mengajak konsultasi para pemimpin negara-negara lain di ASEAN untuk mencari jalan terbaik alternatif bagi krisis politik di Myanmar.
Memasuki tahun baru 2022 ini, semakin peliknya krisis Myanmar menjadi tantangan berat bagi ASEAN. Pandemi Covid-19 tampaknya agak dipinggirkan sebagai agenda mendesak di ASEAN mengingat potensi ekskalasi konflik di Myanmar yang dapat merembet ke ASEAN sewaktu-waktu.
Kejadian mengenai pemboman itu tentu saja harus disikapi dengan bijaksana oleh negara-negara anggota ASEAN agar tidak menimbulkan kejadian serupa di Kedutaan lainnya di Myanmar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H