Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Janji Blinken Menata Keamanan Indo-Pasifik, Akankah Terwujud?

17 Desember 2021   13:00 Diperbarui: 17 Desember 2021   17:00 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://foreignpolicywatchdog.com/wp-content/uploads/2021/12/secretary-blinkens-remarks-on-a-free-and-open-indo-pacific.jpg

Sedangkan pada kawasan Indo-Pasifik, hanya empat negara itu yang menjadi mitra strategis AS. Padahal, negara-negara Indo-Pasifik berada di pesisir Timur Afrika hingga ke Pasifik Selatan. 

Pesimisme ketiga adalah fakta mengenai langkah AS yang memang belum sesuai dengan janjinya. Hingga kini, AS tercatat hanya menggelontorkan dana sebanyak 179 juta dollar AS untuk operasi militernya di Indo-Pasifik. Angka itu bisa dibandingkan dengan mobilisasi dana AS di Timur Tengah yang mencapai 5,4 miliar dollar AS.

Pesimisme keempat adalah fakta bahwa AS belum mampu menyaingi China di bidang ekonomi. Kondisi ekonomi domestik AS tidak memberi kesempatan negara itu bersaing dengan China. 

Akibatnya, banyak negara di kawasan ini yang bergantung pada dukungan ekonomi Beijing ketimbang Washington. AS tidak memiliki skema bantuan ekonomi sebesar Belt and Road Initiative milik China. Kalaupun ada, AS menetapkan banyak persyaratan yang membebani negara lain.

Keempat pesimisme itu menjadi faktor penting bagi kecenderungan peningkatan kehadiran China di Indo-Pasifik, baik di bidang ekonomi dan pertahanan-keamanan.

Fakta di antara kebanyakan negara-negara di Indo-Pasifik sebenarnya tetap mengharapkan kehadiran AS sebagai penyeimbang China. Walaupun pemerintah China telah mengungkapkan komitmen untuk tidak membangun hegemoni di kawasan ini, kehadiran sebuah negara besar sebagai penyeimbang China menjadi sangat penting. 

Negara-negara di kawasan ini tidak menginginkan kedua negara besar itu menempatkan Asia Tenggara sebagai medan pertarungan geopolitik dan geoekonomi. Mereka tetap menginginkan otoritas regional melalui sentralitas ASEAN di kawasan Asia Tenggara. 

Namun demikian, sentralitas ASEAN dalam menciptakan keamanan kawasan tampaknya hanya dapat dicapai melalui kehadiran kekuatan besar sebagai penyeimbang China, yaitu AS. Masalah selanjutnya adalah bagaimana mendorong AS agar segera mewujudkan janjinya menata keamanan di Indo-Pasifik masih menjadi tanda tanya besar hingga akhir 2021 ini.

Sumber: 1, 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun