Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Catatan 2: Pengaruh Faktor-Faktor Domestik Terhadap Politik Luar Negeri

18 September 2021   22:51 Diperbarui: 18 September 2021   23:02 2707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.elaineqho.com/wp-content

Faktor-faktor domestik memiliki peran penting dalam menentukan politik luar negeri (PLN) sebuah negara, termasuk Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Singapura, dan negara-negara lain.

Politik luar negeri (PLN) merupakan serangkaian gagasan, ketentuan, dan aturan yang menunjukkan posisi sebuah negara dalam memandang dunia. Dengan mengetahui PLN dari sebuah negara, seseorang dapat memahami pola-pola perilaku negara itu dalam hubungan internasional, termasuk dalam hubungan bilateral dan kerjasama regionalnya.

Di masa Perang Dingin (PD), PLN sebuah negara dapat dikelompokkan menjadi dua (2) orientasi. Pertama, mendukung Amerika Serikat (AS) dan menentang Uni Soviet. Kedua, cenderung berpihak ke Uni Soviet (US) dan melawan AS. Selain itu, ada sekelompok negara yang masuk ke dalam Non-Aligned Movement (Gerakan Non-Blok/GNB). 

Walapun GNB dapat dimasukkan sebagai kelompok ke-3, namun pada kenyataannya, sebagian besar dari negara-negara cenderung memihak AS atau US. Contohnya adalah Indonesia. Di berbagai kesempatan, Indonesia selalu menyatakan diri sebagai anggota GNB. Indonesia tidak memihak AS dan US. 

Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa sepak terjang Indonesia dalam hubungan internasional pada masa PD lebih condong berpihak ke US pada masa Presiden Sukarno. Orientasi PLN Indonesia di akhir masa Sukarno berubah ke China. Penggantinya, yaitu Presiden Suharto, menempatkan PLN Indonesia lebih condong ke AS. Ada perubahan orientasi PLN Indonesia pada setiap pemerintahan di Indonesia hingga pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Perubahan orientasi PLN sebuah negara itu biasanya ditentukan oleh faktor domestik itu, antara lain:

1. Sistem atau struktur nasional

Faktor domestik ini dapat berupa sistem politik, ekonomi, atau budaya. Sistem politik demokratis, misalnya, mempengaruhi pembuatan kebijakan atau politik luar negeri. Dibandingkan sistem otoritarian, demokrasi memungkinkan lebih banyak aktor berperan dalam perumusan PLN. Ada kecenderungan bahwa semakin demokratis sebuah negara, maka semakin banyak aktor yang terlibat dalam PLN. 

Sebaliknya, semakin otoriter sebuah negara biasanya akan memberikan kesempatan pada lebih banyak aktor dalam PLN. Keterlibatan atau partisipasi dari aktor-aktor demokratis itu dapat dilakukan pada tahap pembuatan dan pelaksanaan PLN. Demokratisasi politik luar negeri sebuah negara tidak lagi menempatkan negara sebagai satu-satunya aktor dalam PLN. 

Lebih jauh, sistem politik demokratis memungkinkan berbagai aktor non-negara ikut serta dalam PLN. Fokus PLN juga tidak semata untuk menjaga keamanan negara atau national (national/state security), namun memperhatikan keamanan manusia (human security). 

Sistem politik yang demokratis juga menyebabkan bahwa kedaulatan sebuah negara tidak sekedar diukur dari kemampuan negara untuk menjaga keutuhan negara dari ancaman pertahanan dan keamanan, tetapi juga ditentukan oleh kapabilitas negara untuk memberikan rasa aman kepada warganegaranya. Ketidakmampuan sebuah negara untuk melindungi warganegaranya dapat mengundang PBB mengirimkan pasukan penjaga perdamaiannya (United Nations for Peace-Keeping Operation/UNPKO)

2. Letak geografi dan jumlah penduduk

Faktor domestik kedua adalah geografi dan penduduk. Kedua faktor ini merujuk pada sebagian dari prasyarat dari pembentukan sebuah negara, yaitu memiliki wilayah dan penduduk. Semakin besar wilayah dan banyak penduduknya akan mempengaruhi orientasi PLN negara tersebut. Kecenderungan PLN negara kecil, seperti Singapura, sangat berbeda dengan negara sebesar Indonesia. 

Perbedaan orientasi atau sikap PLN kedua negara itu tampak jelas ketika dihadapkan kepada pilihan untuk mendukung, menolak, atau bersikap netral terhadap kehadiran Amerika Serikat atau China di Asia Tenggara. Perbedaan itu juga muncul pada kejelasan sikap Singapura dan kehati-hatian Indonesia dalam merespon pembentukan aliansi pertahanan baru di antara Australia, United Kingdom, dan United States (AUKUS) dalam pengadaan kapal selam nuklir. 

3. Kelompok 

Faktor ketiga adalah kelompok, seperti partai politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok kepentingan (seperti, forum akademisi asosiasi pengusaha), lembaga penelitian atau pusat studi (think tanks), dan lain-lain. Dalam konteks Indonesia, PLN negara ini tidak bisa mengabaikan pemikiran para akademisi dari berbagai kampus, LIPI, CSIS, dan CIDES. Berbagai kelompok lain sesuai dengan isu yang menjadi perhatian dalam diplomasi Indonesia. 

Peranan NU dan Muhammadiyah juga termasuk di dalam faktor domestik ini dalam mendukung diplomasi perdamaian antara pemerintah Filipina dan kelompok di Filipina Selatan, antara pemerintah Thailand dengan kelompok pemberontak di Thailand Selatan. 

Di masa pandemi Covid-19, pertimbangan dari Ikatan Dokter Indonesia dan kelompok lainnya menjadi masukan penting untuk menentukan bagaimana diplomasi vaksin Indonesia dijalankan. 

4. Individu

Selain ketiga faktor domestik di atas, faktor keempat adalah peran individu yang memiliki otoritas tertentu dalam bidang-bidang keahlian tertentu. Individu-individu seperti ini seringkali disebut sebagai komunitas epistemik (epistemic community). Selain keahlian, mereka juga memanfaatkan jaringan mereka di luar negeri untuk mendukung diplomasi Indonesia. 

Beberapa pengusaha besar atau konglomerat pernah ditunjuk sebagai utusan khusus pada masa pemerintahan Habibie. Tugas utama mereka adalah meyakinkan pengusaha di wilayah penunjukkan mereka bahwa pemulihan ekonomi telah berjalan baik dan mendorong investasi asing masuk ke Indonesia pada masa krisis ekonomi.

Pengaruh individu terhadap PLN juga dapat ditemukan pada peran Vladimir Putin di Rusia untuk mengembalikan kejayaan global negara itu. Sedangkan, Presiden Joko Widodo berperan dalam kebijakan nasionalistik dari PLN Indonesia melalui penangkapan dan penenggelaman kapal ilegal yang menangkap ikan tanpa ijin di wilayah RI.

Dari keempat faktor domestik itu, PLN sebuah negara dapat memproyeksikan sikap dan perilakunya terhadap negara lain. Faktor-faktor itu bersifat umum yang dapat ditemui di kebanyakan negara di dunia sebagai faktor penentu (determinant factors) dalam PLN. Namun demikian, aktor-aktor tertentu dapat saja ada di negara tertentu dan tidak ditemukan di negara lain. Aktor ini misalnya adalah kelompok-kelompok lobbyist. Kelompok ini biasanya berpengaruh dalam PLN negara demokratis yang sudah maju, seperti AS, Australia, dan negara-negara di Eropa.

Selain faktor-faktor domestik, politik atau kebijakan luar negeri sebuah negara juga memperoleh pengaruh dari faktor-faktor internasional. Struktur internasional dan keamanan regional dapat mendorong beberapa negara mengambil kebijakan luar negeri berbeda ketimbang negara lain. Ulasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor internasional ini akan dibahas lebih mendalam pada tulisan selanjutnya.

Pada akhirnya, sebuah negara memiliki kewenangan sendiri untuk menentukan bagaimana negara itu memiliki hubungan dekat atau menolak negara lain. Pemihakan negara kepada salah satu dari dua kekuatan global (AS dan US) juga ditentukan oleh faktor-faktor domestik (dan internasional). Kedua faktor itu berperan besar dalam menentukan politik luar negeri sebuah negara itu. Demikian juga, posisi atau pandangan sebuah negara terhadap sebuah isu internasional atau regional juga memperhitungkan faktor-faktor yang dimiliki oleh sebuah negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun