Dug dug dug! Duer! Dari bunyi bedug dan meriam itulah konon asal-usul dari nama Dugder tercipta sejak tahun 1881 padasaat Pemerintahan Kanjeng Bupati RMTA Purbaningrat.
Ribuan kue ganjel rel sudah disiapkan untuk menjadi Rebutan warga kota Semarang. Ramai, kan? Jika puasa dimulai hari Selasa lusa, maka tradisi dugderan dengan pembagian roti ganjel rel diadakan esok hari.Â
Masa Pandemi
Pada 2021 ini, pandemi Covid-19 ternyata menyebabkan tradisi Dugderan menjelang bulan Ramadan di Kota Semarang tahun ini harus mengalami penyesuaian. Jika diselenggarakan, tradisi itu digelar tanpa keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada pawai dan arak-arakan Warak Ngendhog lagi gara-gara pandemi melanda.Â
Namun begitu, roti ganjel rel tetap ada bagian akhir di tradisi dugderan itu jika besok jadi diselenggarakan.Â
Akhirnya, roti ganjel rel tetap tersedia dan bisa dibeli di beberapa toko oleh-oleh di kota Semarang, walaupun pandemi 'berkeliaran.' Jangan kuatir:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H