Pada lokasi kedua, judul skripsi yang telah disetujui untuk ditulis kadangkala mengalami kemandegan dalam penulisan lebih lanjut dalam bentuk proposal.Â
Di luar persoalan pribadi dan keluarga, ada banyak persoalan yang biasanya muncul berkaitan dengan penulisan proposal.
Persoalan itu di antaranya adalah kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia yang baku, tata cara penulisan skripsi, dan ketersediaan data.
Lokasi ketiga adalah pada penulisan bagian pembahasan dari sebuah skripsi. Pada tahapan ini, mahasiswa harus menyajikan data yang mendukung topik yang ditulis.Â
Kesulitan dalam mengetahui topik skripsi secara umum biasanya berujung pada ketidakjelasan dalam menjelaskan argumentasi skripsi yang disertai data-data pendukung.
Ketiga lokasi di atas adalah lokasi umum yang biasanya menghinggapi overthinking mahasiswa. Dalam proses pembimbingan skripsi, hubungan dosen dan mahasiswa dapat menentukan sejauh mana overthinking itu bisa diketahui dan segera ditemukan solusinya.Â
Namun demikian, ada kalanya kedua pihak itu tidak dalam situasi yang mudah untuk mengidentifikasi persoalan. Apalagi ketika akar dari persoalan overthinking mahasiswa adalah masalah bersifat pribadi.Â
Akibatnya, penulisan skripsi berlangsung lebih lama daripada biasanya. Pada kasus lain, mahasiswa melakukan tindakan "ghosting" selama beberapa waktu, lalu muncul lagi di kampus.Â
Kasus yang lebih ekstrim, mahasiswa "men-ghosting" kampus atau pulang kampung. Pada kasus lain, justru pihak dosen yang "men-ghosting" mahasiswa karena kesibukan atau persoalan lain.
Solusi Overthinking Karena Penulisan Skripsi