Mohon tunggu...
Lucky Nuzurul Arif Mahensa
Lucky Nuzurul Arif Mahensa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ppkn unnes

Selanjutnya

Tutup

Analisis

pentingnya peran generasi muda dalam kearifan dalam budaya lokal di zaman digital

11 Desember 2024   15:40 Diperbarui: 8 Desember 2024   15:41 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

masa itu. Akibatnya, tradisi Nyadranya berubah secara signifikan. Dahulu Nyadranya

menggunakan sesaji sebagai alat ritual, melakukan persembahan ke makam orang yang

meninggal, serta pemujaan dan permintaan sumbangan ke makam tersebut. Kemudian Wali

Songo mereformasinya dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an, tahlil, doa, dan makan

bersama secara berkelompok serta meluruskan ritual pujaan untuk mengesakan Allah SWT.

Menurut keterangan Wijaya, dkk. (2021:61) menyatakan bahwa kebanggaan lokal merupakan

hasil dari karakteristik masyarakat saat ini yang dikembangkan melalui sejumlah pengetahuan

dan bias yang kemudian diwariskan kepada generasi mendatang. Sebagai contoh, Nyadran

mengambil pengetahuan dan prasangka masyarakat umum yang selama ini dianut kemudian

diterapkan pada turunan selanjutnya. Sampai saat ini tradisi tersebut masih eksis dan masih

dipraktikkan, meski mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun