"Sekarang, silahkan menemui Ibu Sofie yang sudah kami pindahkan ke kamar perawatan VIP lantai 3 ruang Eidelweiss." lanjutnya
***
Inge dan Bibi Ijah menyusuri lorong Primaya Hospital, dari IGD melewati Cafe dan menuju Lift terdekat. Dalam kebisuan mereka berdua terdengar bunyi ponsel Inge dari dalam tasnya. Sebelum memencet tombol lift, Inge berusaha menjawab ponselnya terlebih dahulu karena terlihat pada layar kode negara +41
"Hallo...ya Daddy...I'm fine..." Ucap Inge ke ayahnya dari ponselnya
"Good...Gimana kondisi mama, Inge ?" Tanya Ayahnya "Please you atur semua urusan Hospital dulu sebelum ke kampus." lanjutnya
"Ginjal mama ada batu daddy, harus dioperasi." Jawab Inge "Dokter sudah kasih advise terbaiknya, ini lagi mau ke kamar mama."
"Oke, kirim estimasi biaya Hospital setelah ada print out invoice ya...daddy transfer segera ke rekening Inge." Ujar ayahnya, kemudian ponsel terputus. Inge hanya mengangguk paham. Tapi pembicaraan dengan ayahnya tidak bakalan Inge info ke mamanya. Jelas-jelas mamanya melarang Inge untuk menghubungi ayahnya. "Seburuk apapun kondisimu, sesakit apapun luka hatimu...aku tetap akan menjaga dan merawatmu...'Cause you are my DNA, Mom !" Bisik Inge dalam hati
Lift berhenti di lantai 3, kemudian Inge dan Bibi Ijah melintasi receptionist kemudian mencari ruang Eidelweiss. Bunga kesukaan mamanya. Di ruang tamu rumahnya juga ada sekuntum bunga Eidelweiss pemberian teman Ibu Sofie yang hobby mendaki gunung. Inge tidak pernah paham apa keistimewaan bunga Eidelweiss kesukaan mamanya. Konon bunga eidelweiss adalah lambang keagungan dan ketabahan. "Ya, mama selalu tabah dalam menghadapi apapun, termasuk mengikhlaskan daddy pergi meninggalkannya. I'm so proud of you, Mom." Bisik Inge dalam hati "Semoga Allah selalu menyertaimu, setiap saat...dan menyayangi serta mengarahkan dalam menentukan arah hidup kita berdua. Aamiiin..." Mata Inge pun berkaca-kaca, saat memasuki kamar perawatan mamanya.Â
Dengan terbaring lemah, masih memakai seragam kerja dan infus dipergelangan tangan untuk menunggu jadwal operasi bibirnya masih bisa tersenyum menyambut kehadiran Inge putri semata wayangnya. Inge mencium kening dan memeluk mamanya..."Sabar ya Ma...semua akan baik-baik saja, Allah hanya ingin Mama istirahat sejenak. Jangan lupa banyak minum air putih, kata dokter seperti itu." Inge menasehati mamanya dengan tersenyum, meski terlihat ada genangan air mata di pelupuk matanya.
-T.A.M.A.T-
Â