Sementara itu Inge menghidupkan mobil mamanya yang terparkir dihalaman rumah dengan tergesa-gesa. Kemudian merebahkan jok kursi depan agar mamanya bisa berbaring disebelahnya menuju ke RS. Setelah semua dirasa beres, Inge kembali berlari ke kamar mamanya untuk membantu Bibi Ijah membopong menuju mobil.Â
Mobil Silver A 1801 WJ pun melaju kencang membelah keramaian kota Banten menuju Primaya Hospital. Inge membawa ke RS tersebut karena asuransi jiwa dan medical record mamanya ada disana. "Biarkan hari ini aku gak mikir praktikum dulu, asalkan bisa membawa mama ke dokter." Ucap Inge dalam hati sambil terus matanya tajam melihat situasi jalan yang padat merayap. Â
***
"Keluarga Ibu Sofie..." Panggil suster IGD Primaya Hospital dari balik Korden pemeriksaanÂ
"Ya Suster, saya anaknya Ibu Sofie." Jawab Inge setengah berlari dari ruang tunggu menuju ke arah suster jaga
"Oke, silahkan...dokter akan menyampaikan hasil pemeriksaannya." Inge mengikuti suster IGD menuju ke meja kerja dokter yang telah selesai memeriksa mamanya.
"Selamat pagi, adik tadi mau berangkat kuliah ya waktu mamanya jatuh pingsan ?" Tanya Dr. Ruth ramah menyapa Inge
"Selamat pagi Dokter, betul...saya dengar mama menjerit kesakitan lalu saya masuk ke kamar beliau sudah pingsan." Jawab Inge menjelaskan "Bagaimana keadaan mama saya Dok ?" Tanya Inge penasaran
"Baik, dari hasil CT scan perut Ibu Sofie sebelah kiri kami temukan batu ginjal dengan ukuran kurang lebih 2,5 cm dan kondisi ginjal ibu Sofie dalam kondisi terinfeksi. Batu ini menghalangi saluran urine sehingga menyebabkan infeksi. Ada dua alternatif yang bisa dilakukan. Dengan pengobatan atau operasi. Tapi dengan ukuran batu yang kami temukan, kami menyarankan untuk dioperasi. bagaimana menurut adik ?" Tanya Dokter Ruth kepada Inge setelah memberikan hasil observasinya.
"Oke Dok, lakukan tindakan yang terbaik untuk mama saya." Sahut Inge tersendat diiringi dengan air mata yang menetes dipipinya.
"Ibu Sofie pingsan karena tidak kuat menahan rasa sakit, dan saya lihat kondisi kaki kiri membengkak. Kami akan jadwalkan operasi pemecahan batu dengan teropong laser agar proses penyembuhan lebih cepat. Adik tidak perlu kawatir dan bisa menjalani aktivitas perkuliahan seperti biasa. Semangat ya..." Ujar Dokter Ruth memotivasi Inge sambil berdiri dan menepuk pundaknya