"Ya, Mama kamu kemarin ijin hanya mau ke Cikampek, tapi kenapa anter kamu ke apartment gak ijin ke ayah ?" Imbuh Andi
"Yaelahhhh...Cila kan sudah ngomong berulang-ulang. Cila ada tugas yang belum selesai ayah, jadi minta dianter ke apartment sekalian dari pada harus balik lagi ke rumah." Cila menanggapi penjelasan ayahnya dengan enteng
"Tapi kayaknya memang ayah mau bikin gara-gara saja nih ke mama, ya kan ?" sanggah Cila ke ayahnya tanpa peduli muka ayahnya memerah padam menahan amarah, tapi tidak mampu untuk berkata-kata.
"Cila selalu menyimak pertengkaran ayah dengan mama, tapi kalau ditarik kesimpulan...tidak ada tuhhh sebenernya yang harus diributkan sampai sedahsyat itu...please dehhh ayah pahami tingkat setress mama. Di kantor harus memikirkan 700 orang lebih, seharusnya ayah paham...biarkan mama di rumah tenang, jangan menambah bebannya dengan hal-hal yang gak penting untuk diributkan." Cila semakin menyudutkan ayahnya dan tidak memberi kesempatan untuk menanggapi ocehannya.
Rumah serba putih megah dua lantai berpilar empat diteras rumah hari  itu tanpa suara. Musik yang biasa mengalun di ruang kerja Drs. Andi Sandjaya, SH. MM tidak terdengar. Mobil silver milik Sinta Carollina, SE juga tidak tampak parkir di halaman rumah. Pertanda rumah kosong tidak ada penghuninya. Cila Agatha juga tidak tampak di teras rumah seperti hari-hari sebelumnya, selalu ngobrol dan bermain dengan kucing-kucing lucunya. Sepertinya Cila Agatha juga sudah kembali ke Apartment miliknya di kota Depok yang ditempati sejak aktif kuliah di Universitas Indonesia. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah putih itu.
***
"Mama sudah capek Cila, ngadepin ayah kamu..." Sinta membuka obrolan dengan Cila di apartmentnya "Selama menikah dengan ayahmu, semua beban rumah tangga mama yang handle. padahal seharusnya tugas dia sebagai kepala rumah tangga...tapi mama tidak pernah protes." Lanjutnya sambil mengambil potongan buah semangka yang disuguhkan Cila.
"Ya sudah...sekarang mama maunya gimana ?" Tanya Cila sambil memeluk pundak mamanya "Cila hanya ingin melihat mama bahagia, tanpa tekanan dari ayah. Hidup tenang menikmati aktivitas mama sehari-hari." Lanjut Cila
"Sementara waktu, mama tidak pulang ke rumah dulu Cila...untuk mengurangi obrolan dengan ayahmu. Mama sementara tinggal bersama tante Lisa dulu ya...kalau Cila ada perlu, bisa ke rumah tante Lisa." Jelas Sinta
"Oke Ma...tapi jangan ikut-ikutan tante Lisa ya...diet ketat yang belum tentu sesuai dengan kondisi badan mama." Cila mengingatkan
"Gak laaahhhh...buat apa juga mama diet ketat." Sahut Sinta sambil tersenyum