Mohon tunggu...
Boraspati
Boraspati Mohon Tunggu... Jurnalis - Manis Bukan Berarti Madu, Pahit Bukan Berarti Racun

Hidup adalah perjuangan dan tanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Humor

Oleh-Oleh Spesial Itu Ternyata

13 Januari 2022   03:18 Diperbarui: 13 Januari 2022   03:25 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya anak perantauan itu wajib pintar bergaul, kata teman -- teman ku aku adalah tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain dan mampu membuat cair, ceria dan hangat suasana.


Pertama kali merantau ke Ibukota, aku tinggal dikembangan Jakarta Barat dan bekerja disalah satu perusahaan Swasta dijalan daan mogot. Disalah aku jumpa dengan teman -- teman dari berbagai suku, ada jawa, lampung, palembang , sunda dan aku sendiri dari etnis Batak.


Eratnya hubungan pertemanan kami membuat kami tidak berhenti bercanda dan bergurau, ada saja omongan yang memancing gelak tawa bahkan sampai membuat perut pegal tak tertahan.


Temanku yang jawa memanggilku dengan sebutan "Lae" itu memang sudah panggilan umum untuk laki laki orang batak dan aku panggil dia dengan sebutan "Mas" seperti panggilan laki -- laki jawa pada umumnya.


Sudah jadi rahasia umum jika berbeda suku itu kita saling ingin tau tentang arti bahasa daerah yang teman kita ucapkan, namun untuk dunia bercandaan selalu yang pertama kita diajarin adalah kata kata yang mengandung makna kotor.


Pernah sekali kepala saya ditoyor sama pak haji yang buka kantin di tempat kami bekerja,  karena temanku menyuruhku untuk ucapkan terimakasih dengan menyebut " ndasmu Pak Haji" sungguh aku terheran seketika itu kepalaku ditoyor Oleh Pak Haji dan disambut gelak tawa terbahak bahak oleh kawanku.


Walau aku tau kalau temanku itu niatnya bercanda, tapi dalam hati aku simpan dendam dan suatu saat akan kubalas dengan hal yang sama. Sampai tibalah suatu ketika waktunya kami pulang kerja dengan naik angkot kalideres -- serpong yang supirnya kebanyakan dari suku saya yaitu suku batak.


Saat mau turun dari angkot, temanku bertanya, apa bahasa batak terima kasih banyak, walau ini sedikit jahat otak balas dendam langsung timbul. Aku bilang terimakasih itu " mauliate" banyak itu harusnya "godang" aku ganti dengan "bodat".


Dengan penuh semangat turun dari angkot temanku langsung bilang kesupir " Mauliate Bodat" Sambil tersenyum ramah, seketika sama seperti yang pernah ku alami seketika botol minum air mineral mendarat diwajah temanku sembari bingung karena saat itu aku lagi tertawa terbahak bahak..hahahaha.


Temanku langsung curiga kalau aku sudah pasti ngerjain dia dan kusambut dengan bahasa 1:1 alias impas, dirinya tersenyum simpul karena dia sadar dia yang lebih dulu jahil .. hahaha.


Kejadian itu membuat kita berjanji tidak lagi bercanda dengan kelewatan karena bisa merugikan diri kita sendiri, kita sama sama berjanji jika itu untuk berucap dengan orang lain jangan sampai yang diajari bahasa bahasa kasar yang tidak bermoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun