Namanya anak perantauan itu wajib pintar bergaul, kata teman -- teman ku aku adalah tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain dan mampu membuat cair, ceria dan hangat suasana.
Pertama kali merantau ke Ibukota, aku tinggal dikembangan Jakarta Barat dan bekerja disalah satu perusahaan Swasta dijalan daan mogot. Disalah aku jumpa dengan teman -- teman dari berbagai suku, ada jawa, lampung, palembang , sunda dan aku sendiri dari etnis Batak.
Eratnya hubungan pertemanan kami membuat kami tidak berhenti bercanda dan bergurau, ada saja omongan yang memancing gelak tawa bahkan sampai membuat perut pegal tak tertahan.
Temanku yang jawa memanggilku dengan sebutan "Lae" itu memang sudah panggilan umum untuk laki laki orang batak dan aku panggil dia dengan sebutan "Mas" seperti panggilan laki -- laki jawa pada umumnya.
Sudah jadi rahasia umum jika berbeda suku itu kita saling ingin tau tentang arti bahasa daerah yang teman kita ucapkan, namun untuk dunia bercandaan selalu yang pertama kita diajarin adalah kata kata yang mengandung makna kotor.
Pernah sekali kepala saya ditoyor sama pak haji yang buka kantin di tempat kami bekerja, Â karena temanku menyuruhku untuk ucapkan terimakasih dengan menyebut " ndasmu Pak Haji" sungguh aku terheran seketika itu kepalaku ditoyor Oleh Pak Haji dan disambut gelak tawa terbahak bahak oleh kawanku.
Walau aku tau kalau temanku itu niatnya bercanda, tapi dalam hati aku simpan dendam dan suatu saat akan kubalas dengan hal yang sama. Sampai tibalah suatu ketika waktunya kami pulang kerja dengan naik angkot kalideres -- serpong yang supirnya kebanyakan dari suku saya yaitu suku batak.
Saat mau turun dari angkot, temanku bertanya, apa bahasa batak terima kasih banyak, walau ini sedikit jahat otak balas dendam langsung timbul. Aku bilang terimakasih itu " mauliate" banyak itu harusnya "godang" aku ganti dengan "bodat".
Dengan penuh semangat turun dari angkot temanku langsung bilang kesupir " Mauliate Bodat" Sambil tersenyum ramah, seketika sama seperti yang pernah ku alami seketika botol minum air mineral mendarat diwajah temanku sembari bingung karena saat itu aku lagi tertawa terbahak bahak..hahahaha.
Temanku langsung curiga kalau aku sudah pasti ngerjain dia dan kusambut dengan bahasa 1:1 alias impas, dirinya tersenyum simpul karena dia sadar dia yang lebih dulu jahil .. hahaha.
Kejadian itu membuat kita berjanji tidak lagi bercanda dengan kelewatan karena bisa merugikan diri kita sendiri, kita sama sama berjanji jika itu untuk berucap dengan orang lain jangan sampai yang diajari bahasa bahasa kasar yang tidak bermoral.
Kejadian itu membuat kita semakin akrab sampai tiba suatu ketika temanku pulang kejawa, tak lupa aku titip oleh oleh spesial dari jawa jika pulang ke Jakarta, sama halnya dulu aku bawakan bolu meranti dan bika ambon ketika aku pulang mudik dari kampungku Pulau Samosir.
Saat temanku sampai dikampung, tak lupa aku ingatkan dia lewat telp seluler milikku agar dibawakan oleh oleh spesial dari jawa yang jarang bisa didapat dikota.
Akhirnya temanku bilang " baiklah ada dua pilihan yang dari ayam atau sapi? Saya bertanya kembali apa nama oleh -- olehnya, dengan yakin temanku bilang " telek & tlethong " mau yang mana?
Jujur memang saya agak jarang mendengar nama ini dan saya pikir tidak ada salahnya jika aku coba dua duanya, aku dengan yakin pesan telek sama tlethongnya dan temanku mengiyakan tanpa ada keraguan.
Seusai telponan, sayapun bergegas ke kosan temanku persis bersebelahan dengan kos -- kosanku. Ternyata  samar samar dia dengar pada saat aku telponan dengan temanku yang sedang mudik.
" telponan dengan siapa tadi ? Seru amat" katanya. Â Aku bilang bahwa barusan telponan dengan mas wandi teman satu kerjaan yang sedang mudik ke wonogiri sambil menitip oleh oleh spesial dari jawa.
Karna teman sebelah kost ku ini juga asalnya dari solo, aku coba tanya, gimana rasanya oleh - oleh telek sama tlethong dari ayam dan sapi itu.
Temanku langsung ketawa terpingkal pingkal sambil nunduk pegang perut tak henti henti. Dengan wajah bingung aku masih ngga ngerti temanku bisa ketawa tanpa henti sampai matanya berair.
Tak terpikir aku, bahwa ternyata temanku yang lagi mudik masih menyimpan dendam dengan akan memberiku oleh -- oleh spesial dari jawa telek ayam dan tlethong sapi yang sudah aku iyakan karena sebelumnya tidak paham artinya.. Ha..Ha..Ha..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H