Kalau yang bersangkutan terpilih betul - bagaimana pun caranya - sudah dipastikan bahwa skenario yang mereka buat pun berhasil. Siap-siap saja kita sebagai rakyat akan menerima jackpot-nya. Kita dan anak cucu kita harus membayar hutang negara yang terus bertambah, pajak yang terus meningkat, harga kebutuhan naik tidak karuan, bahkan buat kalian yang hobi nonton konser dipastikan harga tiketnya pun semakin mahal berkat pajak yang tinggi. Semoga sampai di sini, teman-teman mulai tercerahkan ya.
Siapa yang sudah merasa panas, gerah, cemas, dan tidak nyaman saat melihat media sosial di mana-mana yang sudah membiru?
Jika tidak, silakan untuk melanjutkan perjuangan, karena memang itu yang seharusnya kita lakukan. Perjuangan dari berbagai lini ya. Yang bisa turun ke jalan, silakan. Namun jika domisili terlalu jauh, ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, ada anak kecil yang harus didampingi, jangan dipaksa. Silakan berjuang dengan jalan masing-masing.
Jika kalian sudah mulai merasa panas, gerah, benci, cemas, dan tidak nyaman, atau mungkin ingin berjuang namun tidak memungkinkan untuk berangkat, kalian wajib baca tulisan ini sampai habis.
Tanpa mengurangi hormat dan empati kepada teman-teman yang turun langsung ke jalan untuk melakukan demo, saya rindu mengajak teman-teman untuk mengirimkan cinta buat negara ini.
Mengapa kita harus mengirimkan cinta?
Ingat sebuah kutipan Einstein, bahwa segala sesuatu adalah energi. Saya adalah energi. Kalian adalah energi. Nama Indonesia adalah energi. semuanya energi. Dan kita perlu mengingat kembali, bahwa energi tidak dapat musnah tetapi energi dapat berpindah.
Apa artinya?
Kita berhak merasa benci dan marah kepada pemimpin negara yang culas. Itu wajar kok, teman-teman. Namun apakah beliau seketika menerima amarah kita dan menghapus keputusannya? Belum tentu. Mungkin malah tidak. Di sini, energi marahnya justru masih ada di dalam hati kita sebagai manusia. Mau seberapa lama? Ya tergantung, mau berapa lama kita memelihara rasa benci dan marah tersebut?
Menurut Skala Frekuensi dari David R Hawkins, benci dan marah ada di level bagian bawah. Level bagian bawah energi cenderung bermuatan negatif. Berbeda dengan level bagian atas seperti cinta, sukacita, dan damai yang bermuatan positif.