Kirana pernah bercerita kepadaku tentang sulitnya move on dari mantan kekasihnya, Dear. Dia butuh waktu beberapa tahun untuk memulihkan hati yang sudah remuk akibat lelaki yang menggantungnya cukup lama. Tidak mempedulikan, pun tidak melepaskannya begitu saja. Beberapa lelaki sudah mencoba mendekati, termasuk meminta saran dariku, namun Kirana tidak pernah menghiraukannya sekalipun.
“Hatiku seperti kaca yang sudah pecah. Remuk. Mungkin kaca itu bisa disambung dengan lem, selotip, atau apapun. Namun bentuknya tidak akan pernah kembali seperti semula, Sylvana” begitu katanya kepadaku.
Banyak kemungkinan yang terjadi sich, Dear.
Pertama, Kirana masih menunggu lelaki brengsek itu karena saking cintanya.
Kedua, gadis berambut panjang itu masih belum benar-benar pulih. Ia masih butuh waktu untuk memulihkan hati dan pikirannya sebelum menjalin hubungan kembali dengan lawan jenis.
Ketiga, sahabatku itu belum menemukan orang yang benar-benar klik untuk dijadikan pasangan. Tapi aku yakin, kali ini dia meningkatkan standar pasangannya untuk tidak mengulangi luka yang sama.
Tapi entahlah. Hanya Kirana yang mampu menjawabnya.
Dalam kasus yang berbeda antara aku dan kirana, antara tempat dan pasangan, ada satu pertanyaan yang tercetus di benakku. “Move on, sulitkah?”