[caption caption="Ilustrasi sayap (sumber foto: http://2.bp.blogspot.com/_ih2sKYO2rb8/S8CHYI4fPtI/AAAAAAAAAq4/2hyX1Smk8zQ/s1600/sayap.jpg)"][/caption]
Tak berenang
Tak berjalan
Kakinya melangkah
Jiwanya terdiam
Tangannya bergerak
Relungnya tiada berpindah
Tak ditatapnya sebukit tanah liat menanti
Mereka teriak, “Bentuk, jadikanku!”
Namun, ia masih terdampar
Sayap angan itu telah pergi
“Mengepaklah, menjauh!”
Seketika, matanya berkaca-kaca
Di tengah gerimis ia menepi
“Rintiknya terlalu basah dan membanjiri liatku”
Tapi tenanglah, liat basah itu kan mengeras
Pagi berlalu, buka cerita baru
Sinarnya terlalu terik tuk merapuh
Cahayanya terlalu silau tuk membuka kisah membatu
Dilihatnya sayap itu terbang bersama arus
Puaskan kepingan-kepingan hasrat dalam candu
Ah sudahlah, ini bukan saatnya merindu…
Bandung, 15 Maret 2016
Luana Yunaneva
[caption caption="ilustrasi tukang bejana (sumber foto: http://www.pelitahidup.com/wp-content/uploads/2010/04/menjadi-indah-dibentuk-oleh-tangan-tuhan.jpg)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H