Tak ditatapnya sebukit tanah liat menanti
Mereka teriak, “Bentuk, jadikanku!”
Namun, ia masih terdampar
Sayap angan itu telah pergi
“Mengepaklah, menjauh!”
Seketika, matanya berkaca-kaca
Di tengah gerimis ia menepi
“Rintiknya terlalu basah dan membanjiri liatku”
Tapi tenanglah, liat basah itu kan mengeras
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!