Mohon tunggu...
ALIPIUS SADANIANG
ALIPIUS SADANIANG Mohon Tunggu... -

Adil Ka' Talino Ba Curamin Ka' Saruga Ba Sengat Ka' Jubata. Idup diri' nian ina baya ina diri nyujukng nyambah Jubata nang pamanya koa ina bakasatukatn.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Dayak

19 Juni 2012   10:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:47 6035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mewawancari beberapa orangpanyangahatn di dusun AnikTembawang,desa Anik Dingir, peneliti mengamati sikap hormat tersebut ketikapeneliti dan panyangahtn memperbincangankan Jubata. Panyanghatn berhentisejenak dan mengucapkan kalimat berikut ini: “minta maap, minta amponbohka’ kita Urakng Tuha (jubata) kami ngomongi kita, jukut kamuda batanya”. (kamimohon maaf,mohon ampun kepada Engkau oh orang tua (Jubata),kamimembicarakan engkau, karena ada anak muda yang bertanya) ungkapan tersebutmerupakan sikappenuh hormat kepada Jubata sebab biasanya untuk menghampiri atau bicara tentang Jubata harus selalu diikuti oleh ritus-ritus. Janggal bagi mereka untuk membicarakan Jubata tanpa adanya ritus yang menyertainya.

Salah satu cerita menarik dari seorang panyangahatn tentang kesalahan dalam suaturitus yang dilakukan secaraserampangan,yang mengakibatkan bencana pada tempat pemujaan yang biasanya mereka pakaiuntuk melaksanakan ritual agama. Kesalahan dalam melaksanakan rital agamamenurutkeyakinan masyarakat Dayak Kanayatn dapatberakibat fatal, bahkan sampai berakibat pada kematian bagi manusia.Peristiwa-peristiwa tertentu biasanya berupa bencanayang berhubungan dengan pelanggaran ritual,dipandang sebagai pelanggaran terhadap kekudusan dan tempat kudusJubata.

Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa masyarakat Dayak Kanayatn sesungguhnya mengenal konsepkekudusan pada suatu yang ilahi(Jubata). Tetapi karena terbatasnya penalaran ataupemahaman serta keterbatasan semantik, sering kali sikap takut, hormat dan kagum kepada Jubataditafsirkan sebagai ketakutan yang tidak benar, seperti takut kepada hantu.

Uraian mengenai kepercayaan kepada Jubata dalam Masyarakat DayakKanayatn sebagaimana yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa kepercayaan tersebut memiliki dasar filosofis dan berdampak secara praktis dalamkehidupan realmasyarakat sehari-hari, jika dikaji secara mendalam terlihat bahwakepercayaantersebut bersifat operatif; pragmatis dan fungsional, maksudnya bahwa kepercayaan tersebutselain memiliki dasar ontologis-metafisis tetapi juga memiliki manfaat praktis untukmenghadapi ketegangan-ketegangan yang berlangsung selama hidup. Jadi rahasia bertahannya kepercayaan kepada Jubata adalah karena, kepercayaantersebut bersifat operatif dalam kehidupan masyarakat.



Alamdan KosmologiDayak Kanayatn

Keadaan geografis, seperti luasnya daerah, hutan yang lebat, sungai lembah dan gunung-gunung merupakan salah satu faktor penyebab lahirnya pemikiran mistis religi manusia Dayak tentang realitas mutlak. Konsep mengenai realitas mutlak dapat ditelusuri dengan mengamati sejauh mana kosmos atau alam itu menguasai hidup manusia. Pengalaman mengenai dahsyatnya alam membuat manusia terperangah. Di satu pihak alam itu memberi keuntungan. Di lain pihak alam itu mengundang bahaya, seperti banjir, angin topan dan sebaginya. Kondisi alamiah Kalimantan yang penuh misteri, yang kemudian melahirkan pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti: siapkah penguasa alam ini? Siapa yang mengatur bulan dan bintang, mata hari, hujan, siang, dan malam? Kondisi yang demikian telah melahirkan konsep tentang realitas mutlak, yakni sesuatu yang harus ada, sebagai mana ia ada menyatakan dirinya. Dan bagi suku Dayak Kanayatn yang penting ialah bahwa ada kekuatan yang bersifat supranatural sudah cukup.

Suku Dayak Kanayatn, salah satu sub suku Dayak di Kalimantan Barat menyebut realitas mutlak tersebut sebagai Jubata. Ia adalah pencipta dari segala yang ada. Dan kepadanya segala yang ada tersebut bergantung. Jubata adalah ada dan keberadaannya adalah mutlak. Ia ada dan terus ada. Menurut alam pikiran Dayak Kanayatn, Jubata ada dalam setiap ciptaannya. Tidak ada maksud jahat yang dihubung-hubungkan dengan Jubata. Karena Jubata selalu berada di pihak kebaikan, dan bila kejahatan yang ditimpakannya kepada manusia itu hanyalah sarana atau peringatan Jubata bahwa manusia harus berbuat baik.

Selain Jubata yang adalah realitas mutlak ada juga makhluk-makhluk rohaniah, yang dianggap orang Dayak Kanayatn mempunyai hubungan dengan kosmos ini. Makhluk-makhluk rohaniahdiakui berada dalam kosmos dinyatakan melalui cerita-cerita lisan orang Dayak Kanayatn atau mite-mite yang ada salah satu seperti cerita Ne’ Baruang Kulub. Cerita atau mite-mite ini sangat berhubungan dengan pandangan hidup suku Dayak Kanayatn atau dipengaruhi oleh pemahaman tentang kosmos yang dihuni oleh makhluk-makhluk rohani. Daricerita lisan atau mite suku DayakKanayatn diatas penulis mengambil satu cerita untuk memaparkan mengenai adanya mahluk-mahluk rohani yang menghuni kosmos ini.

Dalam cerita lisan atau mite suku Dayak Kanayatn yang berjudul Ne’ Baruang Kulub, penulis menemukan ada penguraian yang secara khusus memaparkan bawa kosmos ini dihuni oleh makhluk-makhluk rohani. Melalui keturunan Ne’ Baruang Kulub suku Dayak Kanayatn meyakini bahwa setiap tempat atau di alam nyata didalam kosmos ini ada yang menghuninya makhluk-makhluk rohani. Keturunan Ne’ Baruang Kulub itu adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun