Dalam penerapan usaha bisnis tumbler, penerapan kepemimpinan berbasis serat wedhatama dapat melibatkan berbagai aspek. Pertama, dalam meningkatkan manajemen skill, pemimpin dapat mendorong pengembangan keterampilan interpersonal, kreativitas, dan inovasi dalam desain produk. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pembinaan, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.Â
Kedua, dalam merumuskan strategi bisnis, pemimpin dapat mempertimbangkan nilai-nilai lokal dalam desain produk, proses produksi yang berkelanjutan, dan dampak sosial dari bisnis tersebut. Misalnya, menggunakan bahan ramah lingkungan, berkolaborasi dengan komunitas lokal dalam pengembangan produk, dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Selain itu kepemimpinan berbasis serat wedhatama dapat meningkatkan manajemen skill dengan mendorong pengembangan nilai-nilai seperti kearifan lokal, kebijaksanaan, dan keadilan. Ini dapat mencakup pelatihan untuk meningkatkan keterampilan interpersonal, komunikasi, dan kepemimpinan yang diilhami oleh nilai-nilai tersebut. Selain itu, serat wedhatama mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan harapan para anggota tim, yang dapat memperkuat kerjasama dan kinerja bersama.
Dalam merumuskan strategi bisnis, kepemimpinan serat wedhatama mengedepankan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ini mencakup mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal dalam produk dan layanan, memperhatikan keberlanjutan dalam setiap tahap bisnis, dan membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan komunitas. Dengan demikian, serat wedhatama memberikan landasan yang kokoh bagi bisnis untuk tumbuh secara berkelanjutan sambil memperkuat hubungan dengan semua pemangku kepentingan. Beberapa langkah dalam menerapkan kepemimpinan berbasis serat wedhatama untuk meningkatkan manajemen skill dan merumuskan strategi bisnis:
- Meningkatkan Manajemen Skill:
1. Identifikasi Kebutuhan Keterampilan:
- Melakukan evaluasi mendalam terhadap tim untuk mengidentifikasi area di mana keterampilan dapat ditingkatkan.
- Menyusun rencana pengembangan keterampilan yang spesifik dan terukur berdasarkan temuan evaluasi.
2. Pelatihan Berbasis Nilai:
- Mengadakan pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan manajerial yang diilhami oleh nilai-nilai serat wedhatama, seperti kebijaksanaan, empati, dan integritas.
- Mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan budaya dalam pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan sensitivitas terhadap lingkungan kerja yang multikultural.
3. Pemberdayaan Tim:
-Â Mendorong partisipasi aktif anggota tim dalam pengambilan keputusan dengan mengadopsi pendekatan musyawarah dan konsensus.
- Memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada anggota tim untuk memperkuat rasa memiliki terhadap tujuan bersama.