Malam ini sangat beku dan sunyi.
Kuundang para petualang asing yang akan datang sebentar lagi.
Hembusan anginnya sudah tiba lebih awal.
Sayap-sayap mereka akan tiba saat api menyuam pagi.
Dan menanti dua ribu detik ini berakhir.
Aku beri nama satu demi satu yang terlihat.
Sampai aku bosan menyulut api di timur.
Saat-saat berkobar lebih cepat;Â
Angkasa berdenyar "Apa yang sedang kau perbuat?" Tuhan kini di hadapanku bertanya keheranan.
Aku mengajakNya duduk di sampingku menghadap ke arah timur "Aku rindu wangiMu." ujarku.Â
Api kian tinggi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!