[caption caption="olympia stadion münchen..foto.elde"][/caption]
Bila minggu lalu saya menulis sedikit tentang gak-enaknya-hidup-di-negeri-orang, maka rasanya kurang komplit jika tidak membahas sisi sebaliknya. Tinggal di suatu negara pasti ada suka duka maupun enak dan tidaknya. Tidak terkecuali yang saya rasakan sebagai pendatang yang saat ini bermukim di negara Jerman.
Sejak beberapa tahun lalu memutuskan hidup disini, pertimbangan matang sudah saya lakukan. Kehidupan sosial budaya pasti sangat berbeda dan diperlukan mental kuat agar tetap bisa krasan bertahan. Khususnya persiapan masalah bahasa pun sempat saya pelajari sebelumnya lewat kursus beberapa bulan di Jogja. Di negara bagian Bayern, soal bahasa ini memang sangat diprioritaskan. Selain diperlukan untuk berinteraksi dengan masyarakatnya juga sangat penting nantinya buat mencari pekerjaan.
[caption caption="biergarten sbg ciri khas tempat makan musim panas di bayern...foto.elde"]
Lalu apa enaknya hidup di Jerman? Seperti sudah diketahui, bila di negara maju seperti Jerman masalah pendidikan tidak beda dengan negara lain. Gratis. Secara umum dari setingkat SD sampai Universitas. Selain itu adanya berbagai pelayanan transportasi umum yang nyaman dan biasanya tepat waktu. Orang bisa bepergian kemana saja tinggal memilih yang disukai, bisa dengan kereta api, bis dan tram untuk memulai aktifitas hariannya.
Taman hijau dan tempat bersantai bertebaran dimana-mana, untuk menggunakannya pun tidak dipungut biaya. Sebagai area rekreasi kecil keluarga sambil mengumbar anak-anak bermain. Udara juga cukup bersih dari polusi karena minimnya asap yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan. Bagi para pengendara sepeda merupakan surga tersendiri disebabkan banyaknya jalur khusus disediakan bagi mereka.
[caption caption="salah satu bangunan kastil di münchen..foto.elde"]
Soal hiburan juga tidak kalah menarik. Setiap musim selalu saja ada festival yang digelar dan menyuguhkan atraksi-atraksi yang tidak bosan untuk dinikmati, apalagi di musim panas. Khusus di München menjelang musim gugur ada pesta rakyat terbesar di dunia yang dikenal dengan sebutan Oktoberfest. Salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung seluruh dunia. Selain itu, banyaknya bangunan lawas yang dibuat ratusan tahun lalu dan terawat baik menjadi pemandangan mempesona tersendiri. Untuk cara berpakaian pun bebas selama masih dalam batas wajar. Negara tidak mengatur penduduknya harus memakai pakaian yang sudah ditentukan, khususnya bagi wanita. Diskriminasi gender masalah jabatan pekerjaan maupun hak juga tidak dibedakan dibanding laki-laki.
[caption caption="suasana oktoberfest..foto.elde"]
Walaupun sebagai pendatang apabila memiliki ijin tinggal, hak dan kewajiban tidak beda dengan warganegaranya. Hanya pembedaan pada masalah politik saja yang tidak memiliki hak memilih maupun dipilih. Kewajiban tersebut diantaranya membayar pajak penghasilan, asuransi kesehatan dan yang pasti harus mentaati aturan di negara tersebut.
Masalah subsidi dari pemerintah misalnya soal anak, akan mendapat bantuan 190€ perbulan bagi anak pertama dan kedua, selanjutnya anak ketiga sebesar 221€ dan seterusnya. Mengapa subsidi ini diberikan, kemungkinan besar untuk mendorong pertumbuhan kelahiran agar nantinya semakin banyak usia produktif yang bisa menghasilkan pajak bagi negara guna mencukupi kebutuhan para pensiunan.