Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enaknya Hidup di Jerman

22 Februari 2016   06:15 Diperbarui: 22 Februari 2016   13:18 3644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="olympia stadion münchen..foto.elde"][/caption]

Bila minggu lalu saya menulis sedikit tentang gak-enaknya-hidup-di-negeri-orang, maka rasanya kurang komplit jika tidak membahas sisi sebaliknya. Tinggal di suatu negara pasti ada suka duka maupun enak dan tidaknya. Tidak terkecuali yang saya rasakan sebagai pendatang yang saat ini bermukim di negara Jerman.

Sejak beberapa tahun lalu memutuskan hidup disini, pertimbangan matang sudah saya lakukan. Kehidupan sosial budaya pasti sangat berbeda dan diperlukan mental kuat agar tetap bisa krasan bertahan. Khususnya persiapan masalah bahasa pun sempat saya pelajari sebelumnya lewat kursus beberapa bulan di Jogja. Di negara bagian Bayern, soal bahasa ini memang sangat diprioritaskan. Selain diperlukan untuk berinteraksi dengan masyarakatnya juga sangat penting nantinya buat mencari pekerjaan.

[caption caption="biergarten sbg ciri khas tempat makan musim panas di bayern...foto.elde"]

[/caption]

Lalu apa enaknya hidup di Jerman? Seperti sudah diketahui, bila di negara maju seperti Jerman masalah pendidikan tidak beda dengan negara lain. Gratis. Secara umum dari setingkat SD sampai Universitas. Selain itu adanya berbagai pelayanan transportasi umum yang nyaman dan biasanya tepat waktu. Orang bisa bepergian kemana saja tinggal memilih yang disukai, bisa dengan kereta api, bis dan tram untuk memulai aktifitas hariannya.

Taman hijau dan tempat bersantai bertebaran dimana-mana, untuk menggunakannya pun tidak dipungut biaya. Sebagai area rekreasi kecil keluarga sambil mengumbar anak-anak bermain. Udara juga cukup bersih dari polusi karena minimnya asap yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan. Bagi para pengendara sepeda merupakan surga tersendiri disebabkan banyaknya jalur khusus disediakan bagi mereka.

[caption caption="salah satu bangunan kastil di münchen..foto.elde"]

[/caption]

Soal hiburan juga tidak kalah menarik. Setiap musim selalu saja ada festival yang digelar dan menyuguhkan atraksi-atraksi yang tidak bosan untuk dinikmati, apalagi di musim panas. Khusus di München menjelang musim gugur ada pesta rakyat terbesar di dunia yang dikenal dengan sebutan Oktoberfest. Salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung seluruh dunia. Selain itu, banyaknya bangunan lawas yang dibuat ratusan tahun lalu dan terawat baik menjadi pemandangan mempesona tersendiri. Untuk cara berpakaian pun bebas selama masih dalam batas wajar. Negara tidak mengatur penduduknya harus memakai pakaian yang sudah ditentukan, khususnya bagi wanita. Diskriminasi gender masalah jabatan pekerjaan maupun hak juga tidak dibedakan dibanding laki-laki.

[caption caption="suasana oktoberfest..foto.elde"]

[/caption]

Walaupun sebagai pendatang apabila memiliki ijin tinggal, hak dan kewajiban tidak beda dengan warganegaranya. Hanya pembedaan pada masalah politik saja yang tidak memiliki hak memilih maupun dipilih. Kewajiban tersebut diantaranya membayar pajak penghasilan, asuransi kesehatan dan yang pasti harus mentaati aturan di negara tersebut.

Masalah subsidi dari pemerintah misalnya soal anak, akan mendapat bantuan 190€ perbulan bagi anak pertama dan kedua, selanjutnya anak ketiga sebesar 221€ dan seterusnya. Mengapa subsidi ini diberikan, kemungkinan besar untuk mendorong pertumbuhan kelahiran agar nantinya semakin banyak usia produktif yang bisa menghasilkan pajak bagi negara guna mencukupi kebutuhan para pensiunan.

[caption caption="ikan bakar salah satu makanan favorite..foto.elde"]

[/caption]

Sering kali kita mendengar omongan bahwa pengangguran pun digaji oleh pemerintah. Pandangan yang tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Pendapat ini mungkin muncul karena belum mengerti kondisi sesungguhnya. Memang bila kehilangan pekerjaan atau nganggur, ada bantuan dari pemerintah tapi itu juga ada syarat-syaratnya. Misalnya harus minimal kerja 3 tahun sebelumnya dan subsidi diberikan hanya untuk 1 tahun saja. Uang yang didapat sekitar 70% dari gaji bersih tiap bulannya dan  dihitung besarnya 3 bulan gaji terakhir yang diperoleh.

[caption caption="museum BMW...foto.elde"]

[/caption]

Namun selama menganggur, pemerintah melalui semacam dinas pekerjaan umum akan menawarkan terus menerus tempat kerja dibeberapa perusahaan yang sesuai dengan keahliannya. Tawaran ini harus dicoba dan selanjutnya diwajibkan memberikan laporan, bila menolak pekerjaan yang ditawarkan juga harus memberikan alasan. Selain itu juga si pengangguran diwajibkan berusaha sendiri mencari lowongan kerja dan selanjutnya jg harus melaporkannya. Jadi tidak pasif duduk manis lalu mendapat gaji dari pemerintah. Ada konsekwensi tuntutan yang harus dilakukannya.

[caption caption="di musim panas bisa lirak-lirik lihat makhluk halus kinyis-kinyis yang pada mandi..foto.elde"]

[/caption]

Setelah masa 1 tahun berakhir, apabila belum memperoleh pekerjaan, ada aturan lagi untuk bisa mendapatkan subsidi (biasanya lebih kecil) dan bahkan bisa menempati apartemen murah bila memiliki alasan kuat. Namun akan dilihat secara finansial orang yang bersangkutan. Apabila memiliki tabungan cukup atau punya rumah, dianggap tidak memenuhi syarat.

 Masalah pekerjaan sebenarnya mudah disini untuk mendapatkannya. Lapangan kerja tersedia dimana-mana, dengan catatan tidak malas dan pilih-pilih sesuai dengan ijasah yang dimiliki. Banyak teman warga disini yang alih profesi juga, karena berbagai alasan salah satunya sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Apabila ganti profesi dan ingin mengikuti pendidikan kejuruan lain untuk mendapatkan ijasah yang diperlukan, pemerintah juga membantu secara finansial hingga selesai masa pendidikannya yang berkisar sekitar 1-2 tahun.

[caption caption="markas bayern münchen..foto.elde"]

[/caption]

Itulah sebagian dari enaknya hidup di Jerman yang sempat saya catat, tentu saja masih ada hal-hal lain yang terlewatkan. Perhatian pemerintah pada warganya maupun pendatang yang memiliki ijin tinggal tidak dibedakan. Walaupun harus membayar pajak penghasilan dan asuransi kesehatan yang cukup tinggi, tapi layanan yang diberikan tidak mengecewakan.

Bagi saya pribadi hidup disini manfaat yang didapat bisa mengubah cara hidup sebelumnya. Dulunya tidak ada disiplin masalah waktu, siang jadi malam atau sebaliknya dan hidup nggugu sakarepe dewe, tapi semenjak disini mengalami banyak perubahan. Disamping bisa menjauhi pergaulan ugal-ugalan, hidup lebih teratur, juga belajar masalah disiplin waktu dan tanggungjawab khususnya setelah memiliki keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun