Setibanya di rumah buru-buru kubuka kotak itu. Berisi sebuah boneka dan sepucuk surat diselipkan di dalamnya. Perlahan air mata menetes di pipiku. Inikah maksud dari kecupan tadi?
Ia sudah berangkat ke Singapura setelah dari cafe untuk menemui gadis yang dijodohkan orang tuanya. Aku menangis memeluk erat boneka itu. Ia mampir di hatiku hanya meninggalkan luka di kala senja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!