Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... -

Pemuda yang sedang mengejar cita-citanya |Fokus di Fiksi | Sedang tertarik cerita misteri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Sebelum Tidurmu

29 November 2014   23:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memacu mobilku dan menemui para mobol-mobil yang juga mengangkut wisudawan dan wisudawati yang terlambat. Semakin mendekati Universitas tempat diselenggarakannya wisuda, semakin macet jalan menuju kesana. Tapi aku tidak sedang kesana, aku harus menjemputmu terlebih dahulu.

15 menit kemudian dengan sedikit kebut-kebutan dijalan. Bisa dibayangkan betapa cara mengemudiku yang membahayakan pengendara lain demi secepat-cepatnya kerumahmu. Aku parkirkan mobil didepan perumahan, karena sepertinya aku tidak bisa masuk. Aku mengirimkan pesan kalau aku sudah sampai lalu menuju rumahmu, karena kemungkinan kamu membutuhkan bantuan.

Namun, rumahmu kosong.

"Berapa kali engkau akan mencoba ini Zen" terdengar suara dari belakangku. Itu suara Hobo!

"Bo? Kamu kelihatan lebih tua. Kamu siapa? kamu bukan Hobo!"

"Aku Hobo, Lindya Hodoyo Bowosuteja. Dari masa depan. Atau mungkin dari kehidupan sejarah yang lain"

"Tidak mungkin, mesin waktu itu tidak ada"

"Bukan, ini bukan mesin waktu. Tapi intinya aku hanya ingin menjelaskan satu hal kepadamu Zen. Sampai kapanpun, aku dan kamu tidak akan pernah ditakdirkan bersama. Walaupun engkau mengulang masa lalu berkali-kali. Kamu bisa mati karenanya"

Tiba-tiba hidungku mimisan. Kepalaku pusing. Bukan pusing lagi kepalaku sakit, rasanya kesadaranku mulai hilang. Lalu muncul wajah Hobo yang lebih tua tadi. Kami lebih sering cek cok dan menyakiti. Tapi kenapa ada banyak sekali kilatan-kilatan ingatan-ingatan yang berbeda? Apa yang sebenarnya terjadi.

"Zen, bangunlah. I love you Zen. Walaupun kita tidak pernah ditakdirkan bersama"

"Aku juga mencintaimu Hobo, walaupun aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun