Â
Kendati demikian, rajutlah kenangan agar kau--sebagai hamba yang seringkali dari kita buta--mengenal siapa itu rindu.
Agar dirimu menangkap perihal apa yang paling sanggup diperbuatnya.
Hati-hatilah. Banyak bajingan melucuti keperawanan iman. Seakan hidup seharga kuat dan terlewat benar. Mengadili hukum tanpa undang-undang dan memperkarakan para pejuangnya dengan hanya sebelah mata. Enggan menoleh dan mempersembahkan tanya bagi diri:
Tanpa kenangan, tahu apa kau tentang rindu?
Sampai sedemikian lantangnya melakukan penghakiman paling hati terhadap mereka yang menuai pesakitan?
Â
***
Â
Tuhan, mohon beri pengampunan.
Diri nan hina ini sadar tiada layak mengutarakan apapun kepada-Mu.