Buku What Happend with Your Life memilik 15 bab dengan judul yang berbeda namun intinya sama, yaitu tentang pemahaman diri, dan juga apa–apa saja yang biasa terjadi dalam diri kita.Â
Di bab pertama, buku ini membahas tentang bagaimana cara kita untuk dapat hidup dengan diri kita sendiri. Maksudnya kita tidak bisa terus menerus membiarkan orang lain memengaruhi atau bahkan ikut campur dalam masalah hidup kita.Â
Contohnya adalah kita sering terpengaruh dengan ekspektasi orang lain atau harapan orang lain, dan menjadikannya sebagai tujuan kita. Singkatnya kita terus berusaha untuk memuaskan harapan orang lain tanpa memikirkan bagaimana cara agar kita sendiri merasa terpuaskan dengan hidup yang selama ini kita jalani.Â
Untuk itu kita harus sering berkaca dan merenungkan apa yang sebenarnya kita inginkan, atau apa yang dapat membuat hidup kita tidak terasa hambar dan kita bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia.Â
Kita harus bisa tumbuh menjadi diri sendiri. Ketika bisa hidup dengan diri sendiri berarti kita mampu menjadi diri sendiri. Kita tidak perlu lagi memakai topeng untuk menutup diri sendiri.
Selanjutnya buku ini membahas tentang cinta bukanlah segalanya dalam hidup kita. Cinta memang terasa indah dan adiktif, namun itu bukanlah segalanya dalam hidup.Â
Cinta tidak akan memperbaiki hidup kita. Kita memang mengidamkan cinta yang layak. Kita memang selalu haus akan cinta. Kita memang selalu ingin merasa dicintai.Â
Kita ingin menyembuhkan seluruh sakit dalam hidup kita dengan cinta. Namun yang sebenarnya terjadi adalah kitalah yang harus melakukan itu terhadap diri kita sendiri. Kita memiliki kebutuhan lain, dan hanya kitalah yang dapat memastikan semua kebutuhan itu.
Di bab selanjutnya dijelaskan tentang apakah hidup ini hanya tentang kebahagiaan semata. Dalam buku ini diterangkan bahwa kita tidak akan bahagia jika hanya terus mencari sebuah kebahagiaan, dan kita tidak akan hidup bila terus mencari makna kehidupan. Kebahagiaan bukanlah tujuan hidup karena itu bukan sesuatu yang dapat dicapai atau dilihat. Memang kita butuh bahagia dalam hidup ini, tapi itu bukanlah segalanya. Dikatakan dalam buku ini bahwa yang terpenting dalam hidup adalah kita tidak menyesali setiap bagiannya. Hidup itu tidak instan, semuanya butuh usaha, dan kita harus mau berusaha agar bisa mewujudkan mimpi kita dan di masa depan bisa melihat hasil dari semua kerja keras kita sebelumnya.
Selain topik–topik di atas, buku ini juga menerangkan topik–topik lain, seperti bagaimana kita hidup berdasarkan pilihan kita sendiri, bagaimana agar kita tidak membandingkan diri kita dengan orang lain, bagaimana agar kita tidak terpatok dengan masa lalu, bagaimana agar kita bisa terfokus untuk mewujudkan mimpi kita, lalu juga tentang apakah diri kita adalah pribadi yang introvert (tertutup) atau extrovert (terbuka), kemudian bagaimana agar kita merasa diri kita berharga, dan lain – lain.
Untuk saya pribadi, bab yang menurut saya paling menarik adalah bab yang membahas tentang mencintai diri sendiri, dan juga tentang seberapa banyak kebohongan yang kita buat dalam hidup kita. Dalam topik mencintai diri sendiri atau self love, dijelaskan bahwa kita harus mencintai diri kita lebih dahulu, karena tidak ada orang lain yang bisa mencintai diri kita lebih dari kita mencintai diri sendiri. Jika mencintai diri sendiri, kita harus mau memaafkan segala kesalahan kita di masa lalu. Memaafkan diri di sini berarti kita telah melakukan introspeksi diri sehingga tidak akan mengulanginya lagi. Sama halnya dengan saat kita memaafkan orang lain, kita pasti berharap ia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Ketika bisa menerima, mendukung, menjaga, berempati, serta menyayangi orang lain, kita juga harus bisa berlaku sama terhadap diri kita sendiri. Mencintai diri sendiri berarti kita telah menemukan kedamaian dalam diri kita.