Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan dua buah titik potong yang disebut node, yaitu titik tempat bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.
"Ketika gerhana bulan total terjadi, posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar sehingga membuat bulan masuk ke umbra bumi. Sementara supermoon adalah istilah untuk menandai bulan yang berada pada titik terdekat dengan bumi, karena tampak sangat besar dan sangat cerah," lanjut Mario.
Waktu terus bergerak maju. Sore berubah menjadi malam. Udara dingin mulai terasa di badan, meski kami semua menggunakan jaket. Lokasi kami berdiri, di dekat kubah Astronomi, memiliki ketinggian sekitar 1.300 mdpl (bandingkan Gunung Lokon 1.580 mdpl) dan tak heran jika malam itu semakin lama udaranya dingin.
Teleskop "Sky-Watcher" yang dipakai pengamatan bukan teleskop Meade LX-200 GPS. Baterai penggerak otomatis teleskop Meade, sudah habis. Kami sudah dipesan di luar negeri namun tak kunjung datang.
Yang membuat kami heran bulan berwarna merah saat gerhana bulan total berlangsung? Seingat saya, saat "Super Moon" bulan berwarna putih.
"Kemerahan terjadi pada prosesnya. Saat itu, bulan berada di umbra bumi ketika puncak gerhana bulan total terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon," jelas Mario kepada para siswa.
Saya, Mario dan para siswa yang menyaksikan proses  gerhana bulan total sejak sore hari, sungguh amat bersyukur.