Mengenal asal usul wisatawan, bagi pemandu adalah keramahtamahan dalam pelayanan. Ini penting karena pemandu selain menguasai seluk beluk ngarai, juga menuntun wisatawan berjalan aman saat menyusuri sungai dengan ngarai dan batu-batu licin.
Sambil menuruni anak tangga Tukad Beji, Guido bertanya “Bli Wayan, panjang rute ngarai berapa sih?”. Jawab Wayan, “700 meter, kita nanti melewati batu-batu dan aliran sungai. Saat ini kondisi aman karena tidak hujan. Kalau hujan selain arusnya deras, tinggi air permukaan bisa membasahi celana. Tapi biasanya kalau banjir kami tidak menerima wisatawan”.
Melewati batu-batu besar di aliran sungai, menjadi tantangan saya yang pertama. Di usia paruh baya ini, yang terpikir adalah takut terpeleset, apalagi sambil menenteng kamera. Tak ayal, Wayan menjadi pegangan saya ketika saya merasa tidak mampu melewati batu-batu besar.
Tantangan kedua, berjalan merayap pada tebing batu layaknya panjat tebing dengan ketinggian tebing antara 20-30 meter, sambil melompat ke batu di depannya. Gemetar dan takut terpeleset jatuh muncul saat pindah tempat itu. Gerak refleks saya sudah tertindas oleh rasa was-was. Maklum sudah paruh baya usianya he he he.
Tekstur dan lekuk-lekuk bebatuan bertebing tampak eksotik. Aliran sungai Guwang yang jernih dan berwarna hijau saat diterpa sinar matahari, semakin indah untuk dinikmati. Berdiri di antara tebing ngarai itu, serasa berada di gua bawah tanah. Gemercik suara air yang jatuh dari atas, semakin menyejukkan hati akan sebuah petualangan.
Untuk menuju ke tempat parkir, kami harus memanjat tebing dengan bantuan seutas tali yang telah disediakan. Setelah itu kami menyusuri jalan setapak konblok di area persawahan. Karena kecapaian dan haus, kami istirahat sejenak di warung warga yang menjual makanan dan minuman. Air dan daging kelapa muda membasahi tenggorokan saya. Sambil minum kami ngobrol dengan penjual dan beberapa warga yang kebetulan sedang makan siang di warung. Tak lupa Guido memberikan tips kepada Wayan sebesar Rp. 50.000,- sebagai ucapan terima kasih atas jasanya memandu kami.