View Trekking Mangrove (Dokpri)
Selepas foto-foto dan trekking di hutan mangrove, saya kemudian pergi menuju ke jembatan yang ada cafe kecilnya. Tersedia di situ aneka minuman dan makanan kecil. Di atas jembatan tersedia meja kursi kayu dan di atas meja dihiasi bunga dan teplok-teplok. Konon, kata ibu penjual, cafenya buka sampai malam hari. Teplok yang diletakkan di atas meja itu untuk penerang dan cahaya mempercantik suasana cafe.
“Bu, pesan dua es teh dan roti bakar coklat ya” kata saya kepada ibu penjual yang tak lama kemudian pesanan saya datang. Langsung saya bayar sebanyak 20 ribu untuk pesanan itu. Suasana cafe di atas jembatan saat itu cukup ramai oleh pengunjung berusia remaja. Sambil makan minum mereka juga tak mau melewatkan untuk berfoto ria.
Sembari melihat gerak dan gaya mereka, tiba-tiba mata saya tertuju pada selembaran yang ditempel di tembok. “Fun things to do at Maerakaca. SELFIE CONTEST. Dengan syarat dan ketentuan antara lain tagar
trekkingmangroveGM dan selfiemangroveGM. Foto yang diupload di instagram harus dari smartphone”. Setelah saya baca lalu saya ceritakan ke keponakan saya. Tanggapannya hanya tersenyum tetapi saya lihat Tika sering foto selfie. Ha ha ha pasti dia ikutan dan langsung upload di akunnya @jatengfair.
Dari Jembatan Cafe (Dokpri)
Hampir tiga jam saya dan Tika berwisata di lokasi trekking mangrove Maerakaca. Lalu kami pulang dengan rasa puas karena telah menikmati alam ciptaanNya yang indah di pantai Utara Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya