Maya memeluk Ibu, air matanya jatuh membasahi pipinya. Dia bahagia, karena bisa bertemu Ibu lagi, meski hanya dalam mimpi.
"Ibu bangga padamu, Nak," kata Ibu, "kau telah mewujudkan mimpi Ibu."
Maya tersenyum. "Terima kasih, Ibu," katanya, "aku akan selalu berusaha untuk membuat Ibu bahagia."
Maya membuka mata, dan dia mendapati dirinya masih di teras rumah. Dia mengusap air matanya, dan dia tersenyum.
Dia tahu, Ibu akan selalu bersamanya, dalam hati dan dalam mimpi. Cinta Ibu akan selalu menjadi lentera yang menerangi hidupnya.
Selesai
***Julianda BM***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H