Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesenjangan Gender di Sektor Politik: Tantangan dan Peluang

30 November 2023   03:31 Diperbarui: 30 November 2023   03:59 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: cxomedia.id

Politik merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui politik, masyarakat dapat menentukan arah pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Namun, partisipasi perempuan dalam sektor politik masih belum optimal. 

Berdasarkan data dari Inter-Parliamentary Union (IPU), pada tahun 2023, hanya 26,1% anggota parlemen di dunia yang diisi oleh perempuan. Di Indonesia, persentasenya bahkan lebih rendah, yaitu hanya 17,3%.

Kesenjangan gender di sektor politik ini menimbulkan berbagai tantangan dan peluang. Tantangan yang dihadapi antara lain adalah budaya patriarki, diskriminasi, dan kekerasan terhadap perempuan. 

Peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat, serta adanya peraturan yang mendukung kesetaraan gender.

Tantangan Kesenjangan Gender di Sektor Politik

1. Budaya Patriarki

Salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor politik adalah budaya patriarki. Budaya patriarki memandang laki-laki sebagai sosok yang lebih superior daripada perempuan. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik.

Dalam masyarakat patriarki, perempuan seringkali dianggap tidak memiliki kapasitas untuk berpolitik. Perempuan dianggap lebih cocok untuk mengurus rumah tangga dan keluarga. Akibatnya, perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kesempatan untuk berkiprah di bidang politik.

2. Diskriminasi

Diskriminasi juga menjadi salah satu tantangan dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor politik. Perempuan seringkali mengalami diskriminasi dalam berbagai bentuk, seperti diskriminasi dalam pendidikan, diskriminasi dalam pekerjaan, dan diskriminasi dalam politik.

Diskriminasi dalam pendidikan dapat menghambat perempuan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas penting untuk meningkatkan kapasitas perempuan untuk berpolitik.

Diskriminasi dalam pekerjaan dapat membuat perempuan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak penting untuk memberikan perempuan kesempatan untuk memperoleh penghasilan dan meningkatkan status sosialnya.

Diskriminasi dalam politik dapat menghambat perempuan untuk mendapatkan kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau pejabat publik.

3. Kekerasan terhadap Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan juga menjadi tantangan dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor politik. Kekerasan terhadap perempuan dapat menghambat perempuan untuk berpartisipasi dalam politik.

Kekerasan terhadap perempuan dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan psikis. Kekerasan terhadap perempuan dapat membuat perempuan merasa takut, terancam, dan tidak percaya diri. 

Hal ini dapat menghambat perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik, termasuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif atau pejabat publik.

Peluang Kesenjangan Gender di Sektor Politik

1. Peningkatan Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat merupakan salah satu peluang untuk mengatasi kesenjangan gender di sektor politik. Pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kapasitas perempuan untuk berpolitik. 

Kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya kesetaraan gender dapat mendorong masyarakat untuk mendukung partisipasi perempuan dalam politik.

2. Adanya Peraturan yang Mendukung Kesetaraan Gender

Adanya peraturan yang mendukung kesetaraan gender juga merupakan peluang untuk mengatasi kesenjangan gender di sektor politik. Peraturan yang mendukung kesetaraan gender dapat melindungi perempuan dari diskriminasi dan kekerasan. 

Peraturan ini juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi partisipasi perempuan dalam politik.

Upaya Mengatasi Kesenjangan Gender di Sektor Politik

Untuk mengatasi kesenjangan gender di sektor politik, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Upaya ini harus mencakup upaya untuk mengubah budaya patriarki, menghapus diskriminasi, dan mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Upaya untuk mengubah budaya patriarki dapat dilakukan melalui pendidikan, sosialisasi, dan kampanye. Pendidikan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender. 

Sosialisasi dan kampanye dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender.

Upaya untuk menghapus diskriminasi dapat dilakukan melalui regulasi, penegakan hukum, dan pemberdayaan perempuan. Regulasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi perempuan. Penegakan hukum dapat memberikan perlindungan bagi perempuan dari diskriminasi. Pemberdayaan perempuan dapat meningkatkan kapasitas perempuan untuk berpartisipasi dalam politik.

Upaya untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dapat dilakukan melalui edukasi, penegakan hukum, dan dukungan sosial. Edukasi dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya kekerasan terhadap perempuan. 

Penegakan hukum dapat memberikan perlindungan bagi perempuan dari kekerasan. Dukungan sosial dapat membantu perempuan yang menjadi korban kekerasan.

Penutup

Kesenjangan gender di sektor politik merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak. Tantangan ini dapat diatasi melalui upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. 

Upaya ini harus mencakup upaya untuk mengubah budaya patriarki, menghapus diskriminasi, dan mencegah kekerasan terhadap perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun