Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PBB Gagal Hentikan Genosida Palestina: Omong Kosong atau Ada Agenda Tersembunyi?

30 Oktober 2023   17:30 Diperbarui: 30 Oktober 2023   17:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dailynigerian.coml.

Peristiwa pembantaian dan genosida yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Gaza di Palestina pada bulan Oktober 2023 lalu telah menjadi bukti kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam peristiwa tersebut, Israel melakukan serangan udara dan darat secara besar-besaran ke Jalur Gaza, yang menyebabkan lebih dari 2.200 warga Palestina tewas, termasuk 700 anak-anak. Serangan tersebut juga menghancurkan infrastruktur Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah.

PBB telah mengeluarkan berbagai pernyataan mengutuk serangan Israel, namun pernyataan tersebut tidak disertai dengan tindakan nyata untuk menghentikan pembantaian. PBB hanya mampu mengirimkan pasukan pengamat ke Gaza, yang tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan serangan Israel.

Kegagalan PBB untuk menghentikan genosida Palestina menimbulkan pertanyaan besar tentang fungsi organisasi tersebut. Apakah PBB hanya omong kosong, ataukah ada agenda tersembunyi di balik kegagalannya tersebut?

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kegagalan PBB untuk menghentikan genosida Palestina. Pertama, Israel berpengaruh kuat yang didukung oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat adalah salah satu negara penyumbang terbesar untuk PBB, dan memiliki pengaruh yang besar di organisasi tersebut.

Kedua, PBB memiliki struktur organisasi yang kompleks dan birokratis. Hal ini membuat PBB sulit untuk mengambil tindakan cepat dan tegas dalam menghadapi krisis.

Ketiga, PBB memiliki 5 anggota tetap Dewan Keamanan, yang memiliki hak veto. Hal ini membuat PBB rentan terhadap intervensi politik dari negara-negara besar.

Apapun penyebabnya, kegagalan PBB untuk menghentikan genosida Palestina merupakan pukulan telak bagi organisasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa PBB tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai pelindung perdamaian dan keamanan dunia.

Apa yang Harus Dilakukan?

Kegagalan PBB untuk menghentikan genosida Palestina menunjukkan bahwa perlu ada reformasi besar-besaran di organisasi tersebut. Reformasi tersebut harus diarahkan untuk memperkuat fungsi PBB sebagai pelindung perdamaian dan keamanan dunia.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam reformasi PBB:

  • Memperkuat mekanisme pengambilan keputusan PBB. Mekanisme pengambilan keputusan PBB yang kompleks dan birokratis harus diperkuat agar organisasi tersebut dapat mengambil tindakan cepat dan tegas dalam menghadapi krisis.
  • Mengurangi pengaruh negara-negara besar di PBB. Pengaruh negara-negara besar di PBB harus dikurangi agar organisasi tersebut tidak rentan terhadap intervensi politik.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas PBB. PBB harus lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya.

Reformasi PBB tidak akan mudah, namun hal tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa organisasi tersebut dapat menjalankan fungsinya secara efektif.

Kesimpulan

Peristiwa pembantaian dan genosida Palestina merupakan bukti kegagalan PBB sebagai organisasi internasional. Kegagalan tersebut menunjukkan bahwa perlu ada reformasi besar-besaran di PBB untuk memperkuat fungsinya sebagai pelindung perdamaian dan keamanan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun