“Adakah yang membuatmu tidak menerima aku lagi Menobia?” Assef, dengan tubuh besarnya, baru pertama kalinya menguraikan air mata bahagia, sejenak ia lupa dengan pergolakan perang dan bahaya bagi dirinya, lupa bahwa saat ini dia menyandang status pembelot bagi pemerintah berkuasa.
Menobia menggeleng, mulai menangis, isakan tangisnya semakin menjadi-jadi, meraung-raung dan mencakari wajahnya. “ Aku bahagia kau kembali, tapi tidak dengan anak laki-laki kita yang ikut menjadi korban perang”. “ Apakah maksut kata yang kau ucapkan itu, wahai istriku?” Assef tertegun, kini dia teringat kembali , saat ia berpamitan bertugas ke ibu kota, saat terakhir ia mencium perut istrinya yang mulai buncit.
“Anak ku, Menobia? Jangan pernah sekalipun mengatakan bahwa anakku sudah meninggal oleh perang”. “Bahkan aku belum pernah sekalipun memeluknya menobia, siapa nama anak kita, yang dulu masih dalam Rahim mu ”.
Menobia bungkam, mencoba meredam tangisan, sambil terisak, lalu mulutnya terbuka pelan “ Muhammed Bouazizi”
(***)
Catatan : Mukhabarot adalah salah satu dinas atau intelijen keamanan, yang mengontrol, mengawasi penduduk dan bertugas mempertahankan rezin dari ancaman-ancaman yang muncul baik internal maupun eksternal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H