Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hari Frankofoni 20 Maret - Bahasa Prancis di Mata Saya

20 Maret 2016   12:43 Diperbarui: 21 Maret 2016   06:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Buku wajib pelajaran Bahasa Prancis"]

[/caption]Prononciation

Sudah menjadi rahasia umum bahwa prononciation atau pelafalan (pronunciation) dalam bahasa Prancis itu ruaarrr biasa sulit. Meminjam istilah seorang teman, ibarat ‘ditulis sendok, dibaca garpu’. Butuh waktu lama, usaha keras, dan (konon katanya) kudu banyak makan keju supaya bisa membunyikan dengan tepat nada-nada sengau dan huruf ‘r’ yang persis suara orang berkumur. Hehe…

Selain huruf ‘r’, saya juga awalnya kesulitan mengucapkan huruf ‘u’ dengan benar. Pengucapan ‘u’ versi bahasa Indonesia adalah untuk diftong ‘ou’ dalam bahasa Prancis. Sedangkan ‘u’ à la française, bibir harus dimonyongkan membentuk huruf ‘u’ tetapi sambil membunyikan huruf ‘i’. Coba deh…

Ketika belum lama tiba di Paris, pernah saya hendak membeli teh panas di sebuah restoran Mc Donald’s. Waktu meminta gula, rupanya bibir saya masih belum fasih beradaptasi atau belum cukup banyak memamah keju. Berkali-kali saya menyebut ‘sucre’, tapi sang pelayan tak kunjung mengerti. Lama baru dia ngeh, “Aaahh…. Sucre!" dengan mulut monyong khas itu. Duhhh…. Emang dari tadi dikira gue ngomong apaan sihhh? Hahaha….

Oh ya, beda-beda tipis antara pengucapan ‘an’, ‘en’, dan ‘on’, serta ‘in’ dan ‘un’ juga suka bikin frustrasi tuh… Saya disalahin melulu sama anak-anak yang memang sekolah di l’école publique alias sekolah negeri Prancis dekat rumah. Merekalah guru-guru ‘sejati’ saya yang tanpa ampun selalu mengoreksi tiap kali saya membuat kekeliruan. Hehe…

Accent

Mungkin semua sudah tahu bahwa tak hanya pengucapan, penulisan bahasa Prancis pun penuh liku. Bagaimana tidak? Ada paling tidak empat aksen (les accents) yang harus tercantum pada beberapa huruf, khususnya vokal. Ada accent aigu, grave, circonflexe, dan tréma, yang wajib dihafalkan posisinya di atas huruf-huruf tertentu pada setiap kata.

Huruf ‘e’ adalah yang paling banyak dihiasi aksen. Minimal empat aksen tadi, plus yang polos tanpa aksen (é, è, ê, ë, e). Bahkan sebuah kata yang sama pun bisa jadi berbeda aksennya, tergantung konjugasi. Misalnya kata ‘memiliki’ (to possess), kata dasarnya menggunakan accent aigu (posséder) tapi dalam bentuk orang pertama tunggal (I possess) akan berubah menjadi accent grave (je possède). Mantep yah...

Beberapa waktu lalu, sempat timbul polemik karena konon bahasa Prancis akan mengalami proses simplifikasi, salah satunya penghilangan accent circonflexe pada huruf ‘u’ dan ‘o’. Alih-alih merasa senang, orang Prancis sendiri justru protes keras karena menurut mereka simplifikasi berarti mengurangi keindahan bahasanya (baca artikel sebelumnya: Bahasa Prancis Jadi Lebih Mudah?).

Conjugaison

Conjugaison atau perubahan kata kerja (conjugation) yang harus dikuasai dalam bahasa Prancis jauh lebih banyak dari bahasa Inggris. Mari kita bandingkan konjugasi untuk kata kerja ‘pergi’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun