Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hari Frankofoni 20 Maret - Bahasa Prancis di Mata Saya

20 Maret 2016   12:43 Diperbarui: 21 Maret 2016   06:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata-kata berikut ini, misalnya. Ejaannya amat mirip, dan justru sering membuat kita cenderung salah atau terbalik menuliskannya.

English          Français

Passport        Passeport
Apartment     Appartement
Address        Adresse
Grammar      Grammaire

See? Cuma beda satu dua huruf doang, booo…. Kadang bikin keblinger deh, apartemen dalam bahasa Inggris pakai satu atau dua huruf p yah?

Belum lagi masalah grammar atau grammaire tadi. Ada satu aturan tata bahasa Prancis yang makan waktu cukup lama bagi saya untuk mencernanya, yaitu adjectif possessif (possessive adjective). Pasalnya, dalam bahasa Inggris kata ganti kepemilikan benda tergantung pada subjek pemilik benda, sedangkan dalam bahasa Prancis sebaliknya – si benda sebagai objek yang menentukan. To complicate matters further, setiap benda punya jenis kelamin masing-masing yang mutlak harus dihafalkan!

Ambil contoh, rumah Pak Budi. Dalam bahasa Indonesia sudah jelas akan menjadi ‘rumahnya’ tok, karena kata ganti orang ketiga tunggal hanya ada ‘nya’ – tak peduli milik Pak Budi atau Bu Wati. Di otak kita pun sejak mulai bisa ngomong, sudah terbentuk pengertian bahwa partikel ‘nya’ adalah untuk menggantikan Pak Budi. Konsep ini masih sejalan dengan bahasa Inggris – the house of Pak Budi becomes ‘his house’, because Pak Budi is a male.

Nah, ketika belajar bahasa Prancis, cara berpikir yang sudah ngelotok puluhan tahun ini kudu dirombak total, karena kata ganti ‘nya’ bukan ditentukan oleh jenis kelamin Pak Budi, tapi mengikuti jenis kelamin si rumah yang kebetulan adalah perempuan.

Kalau bahasa Inggris mengenal ‘his’ dan ‘her’, bahasa Prancis membedakan menjadi ‘son’ (untuk benda masculin) atau ‘sa’ (feminin) – ingat… bendanya lho, bukan pemiliknya! Instead of ‘his house’, dalam bahasa Prancis rumah Pak Budi menjadi ‘sa maison’ karena la maison est une femme (maison: rumah, est: adalah, une: sebuah, femme: perempuan). Sampai kapan pun takkan pernah ada ‘son’ di depan ‘maison’, siapa pun pemiliknya.

Hehe… sungguh bikin pusing kepala. Saya tak kunjung bisa menyerap konsep ini pada awalnya. Lamaaa banget baru ngeh. Mungkin saya aja yang telmi bin lemot sih… kasian deh gue! Hahaha….

Oh ya… jangan lupa, ada pengecualian dalam beberapa kasus. Jika bendanya dimulai dengan huruf vokal (voyelle), kata gantinya selalu ‘son’, apa pun jenis kelaminnya. Karena kata ‘sa’ dan benda yang diawali huruf vokal tak bisa bergandengan, maka terpaksa si ‘son’ yang mengambil alih.

Untuk kata ‘teman’, misalnya, baik laki-laki (ami) maupun perempuan (amie), keduanya menjadi ‘son ami’ dan ‘son amie’. Begitu pula untuk kata ‘hôtel’. Lho, kenapa? Karena dalam bahasa Prancis huruf ‘h’ dianggap sebagai vokal, bukan konsonan. Hehe…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun