Kelahiran. Sebuah kata yang tidak pernah terlepas dari manusia. Manusia adalah makhluk yang lahir dalam suatu format tempat dan waktu.
Kedua hal ini yang lalu membedakan cara mengada setiap manusia seperti menegaskan karakter usia dari seseorang yang menyebabkan munculnya istilah bayi, balita, anak-anak, remaja, pemuda, sampai orang tua.
Demikian halnya manusia yang terikat usia itu terikat juga dengan tempat. Kehidupannya mengalami konsekuensi ada dalam suatu keadaan dan kebiasaan sosial.
- Sebuah Perspektif
Salah satu kebiasaan sosial adalah hari ulang tahun. Sebenarnya apa yang dirayakan saat ulang tahun? Hari ulang tahun merupakan perayaan penegasan angka atau penegasan peralihan angka yang tertanam dalam usia. Hal ini lahir dari pandangan bahwa usia adalah sebuah jangka waktu hidup serta harapan dibalik jangka waktu itu.Â
Hari ulang tahun juga berarti hari mengulang kembali kejadian dilahirkannya kita dalam institusi disebut dies natalis atau hari lahir. Konsekuensi dari perspektif ini menghantar kita kepada informasi jarak kehidupan yang telah dilalui sambil disertakan harapan yang akan datang dari yang berulang tahun.
Istilah lain dari pada hari ulang tahun adalah hari jadi. Meskipun dapat dikatakan sama keduanya menurut saya memiliki pemaknaan yang berbeda. Hari ulang tahun lebih terfokus kepada perayaan mengenang kelahiran serta perayaan perhitungan usia, sedangkan hari jadi sesuai dengan namanya merujuk secara tegas kepada kenyataan "kejadian" manusia.
Realitas ini mau menunjukkan sekaligus kepada kita manusia adalah makhluk yang terikat dengan kehendak, pilihan dan kemauan. Dalam konteks hari jadi kita tidak memilih dan menghendaki kepada orang tua kita untuk dilahirkan, demikian pula orang tua tidak bernegosiasi dengan kita apakah kita pantas untuk dilahirkan. Pilihan kehendak dan kemauan ini sangat jelas ada di pihak orang tua kita.
- Menjadi manusia -- Manusia menjadi
Kapan sebenarnya seseorang pantas dan layak disebut atau jadi manusia? Secara biologis, hubungan seksual dari seorang pria dan wanita yakni proses bertemunya sel sperma dan ovum, kedua sel ini lalu menjadi satu dan disebut zigot.
Zigot ini lalu berkembang menjadi embrio dan menjadi janin atau fetus sampai kita dilahirkan. Kalau kita menganggap kelahiran adalah saat di mana kita "cocok" disebut manusia, kenapa aborsi dilarang?
Dalam konteks Gereja Katolik, Gereja melarang segala bentuk prosedur aborsi atau pengguguran kandungan yang tujuan langsungnya menghancurkan zigot, embrio, dan janin karena berpegang pada keyakinan bahwa kehidupan manusia harus dihormati dan dilindungi secara mutlak sejak saat pembuahannya.
Sejak saat pertama keberadaannya, seorang manusia  harus diakui hak-haknya sebagai seorang pribadi di antaranya adalah hak untuk hidup yang tidak dapat diganggu gugat yang dimiliki setiap makhluk tak bersalah[1].