Kedua sahabatnya itu mengacungkan jempol puas.
Setelah mereka menghitung uang yang mereka dapatkan, maka giliran Mustafa yang pergi ke toko Om Johan untuk membeli paket racikan oplosan yang sengaja di jual oleh Om Johan dengan harga sepesial.
Sebenarnya baik Herdi mau pun Aleng selalu tahu bahwa Mustafa pasti mendapatkan potongan harga dari Om Johan karena Mustafa sudah menjadi pelanggan tetapnya. Namun tak pernah Mustafa membagi kembalian uang tadi kepada dua sahabatnya itu, jika salah satu dari sahabatnya tadi sampai menanyakan sisa uang, maka bisa-bisa adu jotos menjadi pilihan pertama yang ingin mereka hindari.
Oleh sebab itu baik Herdi atau Aleng, mereka sering kesal pada Mustafa, walau pada akhirnya tetap saja mereka mabuk bersama-sama sampai teler.
~~~
Om Johan sangat bersyukur ketika mendengar kabar tentang hilangnya Samson—ayamnya Pak Jaki. Kegirangan sampai meloncat-loncat macam orang gila. Ia tidak terlalu suka dengan Pak Jaki. Sebab orangnya suka membual, apalagi tentang sabung ayam.
Sejak dulu ketika mereka masih SD, ketidaksukaan itu memang sudah ada, karena Pak Jaki dan teman-temannya sering kali mengata-ngatai Om Johan bencong selebor. Sebab masa itu teman-teman Om Johan hampir semuanya perempuan.
Ketika Om Johan pada akhirnya menikah, Pak Jaki sering juga menjadikan hal itu sebagai lelucon pada teman-temannya saat sabung ayam. Ia sering bilang kalau burungnya Om Johan tidak bisa hidup meski istrinya melakukan berbagai hal yang merangsang, itu juga yang katanya menyebabkan Om Johan tidak punya keturunan.
Mustafa yang tahu ketidaksukaan Om Johan pada Pak Jaki, memanfaatkan hal itu. Apabila ia membeli minuman oplosan, ia akan memberikan beberapa info tentang hilangnya Samson, terkadang ceritanya jadi berlebihan. Yang penting, Om Johan senang lalu memberikan potongan harga untuk minuman oplosan yang dibelinya.
~~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H