Bamega baru saja mengalami putus cinta, bisa terlihat dari merah rona matanya bekas menangis. Lalu dia menghubungi sahabatnya dan meminta sahabatnya itu menemaninya untuk menghabiskan malam dengan mabuk-mabukan. Tapi ketika sudah bersama sahabatnya. Sahabatnya itu malah pergi dengan alasan kekasih yang lebih dicintai.
Kini Bamega tinggal sendirian dengan beberapa botol kaca berwarna hijau yang siap memabukkannya. Dia minum sepuas-puas nya, berharap sedih bisa berlalu, hingga akhirnya minuman itu menidurkannya untuk selamanya.
Ah, aku memang tak pandai membuat cerita, maafkan aku jika kalian berharap sebuah cerita yang bahagia. Pada kenyataannya aku hanyalah sebuah benda mati yang tidak berhak menceritakan ini semua, aku hanya benda mati yang kebetulan mengagumi perempuan bernama Bamega. Dan mungkin kagumku itu sudah meningkat menjadi mabuk kepayang. Mabuk!. Sepertinya memang demikian, sebab ketika kulihat ke depan dengan seksama, botol-botol kaca berwarna hijau itu sudah kosong.
Ternyata aku hanya sebuah kursi merah yang mabuk. Kursi merah yang mungkin saja sebentar lagi akan lupa bahwa aku memang benar-benar mabuk.[]
________________________
Catatan penulis : Cerpen ini terinspirasi dari fotonya Granito Ibrahim alias Nito yang diunggahnya di facebook. Terima kasih sudah membaca cerpen ini hingga akhir, jangan lupa untuk vote, komen dan share tulisan ini, karena atas dukungan kalian saya bisa membuat cerita-cerita lainnya. Dan jangan lupa juga beli buku saya di Gramedia dan toko buku lainnya yang berjudul “Bersamamu Dalam Batas Waktu.
Sumber Gambar : Granito Ibrahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H