Mohon tunggu...
Loganue Saputra Jr.
Loganue Saputra Jr. Mohon Tunggu... Farmasis -

Hobi baca, nonton, video game, dan sering kali sedikit narsis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mabuk Kursi Merah

21 Januari 2016   18:30 Diperbarui: 21 Januari 2016   18:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa kucium aroma alkohol yang keluar dari botol kaca berwarna hijau. Begitu irinya diriku ketika kulihat bibir botol hijau itu menyentuh bibir merah Bamega yang terlihat bak bunga mawar mempesona. Bukankah kami sama-sama tak berdaya, untuk menentang atau pun melarang Bamega meminum semua botol yang tersusun rapi di atas meja.

Matanya berubah sangat merah walau sebelumnya juga merah karena tangis. Apa gerangan yang sudah dialaminya?. Aku benar-benar penasaran. Apa dia sedih karena laki-laki tadi pergi meninggalkannya demi seorang kekasih?. Bodohnya aku jika sejak tadi hanya menebak.

Tiba-tiba saja lamunku terbuyar ketika botol kaca hijau yang tadi dipegang Bamega, jatuh lalu pecah di lantai keramik. Bamega terkulai lemah di atas pangkuanku, dia bersandar bagaikan seorang bayi yang butuh kehangatan seorang Ibu. Dia meringkuk mengangkat kakinya yang lunglai, kemudian tertidur dalam waktu yang sangat lama. Lama hingga ada orang yang mengangkatnya lalu membawanya pergi untuk selamanya.

~

Setelah ingatan singkat tentang Bamega tadi berlalu menghitung bulan, aku masih saja memikirkannya. Apa gerangan dengan pikirku ini, tak biasanya pikiranku bisa bertahan selama ini. Bamega selalu membayang, rambut hitamnya, harum parfumnya dan sentuhan lembutnya membuat aku merindu. Ya, rindu  yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan, rindu yang gila.

Lalu untuk mengusir kerinduan itu, aku ciptakan beberapa cerita tentang Bamega, tentang alasan tangisnya, tentang alasan mabuk yang menidurkan dirinya.

Bamega adalah perempuan simpanan pembelenggu, setiap laki-laki yang dibelenggunya tak akan bisa lepas begitu saja. Akan menjadi seperti rumah siput dan klomang, akan menjadi air bagi seekor ikan, akan menjadi malam dan kunang-kunang, bahkan bisa diibaratkan seperti gajah dengan gadingnya.

Namun meskipun dia sangat membelenggu, tak satu pun laki-laki yang bisa menghabiskan hidup sepanjang waktu bersamanya. Karena Bamega hanyalah seorang perempuan simpanan, yang merupakan cadangan dan selalu menjadi nomor dua.

Terkadang klomang pun bisa bosan dengan rumah siputnya, maka dia keluar dan meninggalkannya begitu saja. Seperti ikan yang meninggalkan sebuah perairan, seperti kawanan kunang-kunang yang muncul di tengah siang, dan seperti gading yang akhirnya harus patah. Bamega di racun lewat minuman botol kaca berwarna hijau, agar belenggunya lepas dan berakhir di ujung nafas.

Tapi ini hanya rekaanku saja, dan aku merasa terlalu kejam mengakhiri kisah Bamega seperti itu, sebab perempuan secantiknya tak pernah pantas mati dengan cara diracun. Lebih pantas itu jika para laki-laki rela membunuh demi mendapatkan balas cintanya.

Ah, mungkin lebih baik ceritanya begini. Aku malah membuat persi lainnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun