Bangau menghela napas dan duduk disamping Berang-berang. “Sebelum berangkat tadi aku menelpon Ayah, saat aku katakan padanya kita akan berangkat bersama dia memintaku untuk menjagamu karena dia tahu kau pasti akan seperti ini, dan aku sudah berjanji untuk melakukannya. Kau tanggung jawabku sekarang dan jika kau tidak ingin makan apa pun itu akan sangat menyuliskan kita semua. Kau mengertikan?.”
Berang-berang mengangguk.
“Bagaimana kalau kita berendam di air panas saja,” ucap Jerapah menyarankan. “Mungkin saja setelah itu dia akan merasa lebih baik.”
Akhirnya mereka bertiga berendam di pemandian air panas walau awalnya Berang-berang tidak mau, tapi karena Bangau memaksanya sambil marah-marah akhirnya dia pun mau.
“Enaknya,” ucap Berang-berang penuh sukur.
Bangau dan Jerapah saling pandang ketika Berang-berang mengucapkan itu. “Aneh sekali rasanya berada di satu kolam yang sama dengan kalian berdua.” Ucap bangau berkomentar.
Jerapah menyandarkan kepalanya ke samping kolam. “Kita hampir tak pernah ya melakukan hal seperti ini sebelumnya bersama-sama.”
“Kalian selalu sibuk sih,” Berang-berang berpendapat.
“Bukankah kau juga,” ucap bangau sambil memandang Berang-berang.
“Iya juga ya,” Berang-berang tersenyum. “Kita semua selalu sibuk dengan urusan kita masing-masing.
“Sebenarnya aku pernah memikirkan untuk mengajak kalian berdua jalan-jalan bersama,” ucap Jerapah tiba-tiba. “Hanya saja aku malu saja mengucapkannya.”