"Sebuah luapan informasi, beberapa akurat dan beberapanya tidak dan menyulitkan orang untuk menemukan sumber yang dapat dipercaya dan panduan yang dapat diandalkan saat mereka membutuhkannya"
Hal itu dilatarbelakangi oleh banyaknya rumor yang beredar terkait wabah yang bermulai menyebar di Wuhan lalu menyebar keseluruh dunia. Infodemi menguji ikatan sosial yang dapat merekatkan salingpercaya antar anggota dan suatu pola yang terulang dalam marabahaya yang lain. Hal ini bisa dilihat dari benih kerenggangan dn kecurigaan caci-maki warganet yang melihat orang-orang tertangkap kamera tidak melakukan protocol kesehatan dengans engaja dan tanpa bersalah.
Bencana informasi ini atau infodemi ini bisa diegah bersama individu atau kelompok yang memiliki kapasitas untuk mengelola informasi yang disebut sebagai habitus informas yang merupakan sitem disposisi atau stuktur jangka panjang yang bekerja pada diri seseorang dalam menyikapi berbagai infomasi.
Infodemi menjadi hataman bagi masyarakat yang belum terlatih dengan habitus informasi, kerentannnya dapat dilihat dari kapasitas diri seseorang dalam menghadirkan benteng penerimaan informasi terhadap luberan misinformasi dan disinformasi yang datang. Infodemi jelas menjadi bencana banyak orang yang belum terbiasa mengelola informasi.
Kebanjiran informasi tentang perkembangan Covid-19 ini menjadi ancaman serius, melakukan pencarian dan seleksi distrubusi informasi yang ada merupakan kapasitas yang mesti dimiliki masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H