Anak-anak mulai mempelajari lingkungan sekitarnya dengan tindakan-tindakan kecil yang mennggunakan menggunakan koordinasi pengelaman sensori  seperti melihat dan mendengar, melakukan gerakan motrik halus sederhana seperti menggenggam, menggerakan kaki dan lain sebagainya --karena pada usia tersebut aktivitas anak masih sebatas melihat, mendengar, dan gerakan yang sederhana, disesuaikan dengan perkembangan fisiknya.Â
Oleh karena itu tahapan ini disebut dengan tahap sensorimotor.
Jika kita pernah bermain "ciluk ba!"dengan anak yang masih dalam tahap sensorimotor (0-2 tahun), mereka akan mengira ketika kita menutup wajah dengan tangan, wajah kita menghilang, setelah tangan dibuka, tiba-tiba wajah mencul kembali.Â
Mereka merasa seperti sedang melihat sesuatu yang ajaib atau seperti atraksi sulap yang mampu menghilangkan dan memunculkan kembali sebuh benda. Padahal, kita (orang dewasa) tau bahwa sebenarnya wajahnya tidak hilang, masih pada tempatnya, hanya saja ditutup oleh kedua tangan.
Pada masa sensorimotor, selama perkembangannya anak mulai bisa membedakan manusia dan objek-objek lainnya, mulai menyadari bahwa tindakannya dapat menyebabkan suatu kejadian di dunia sekitarnya.
 Tahapan Praoperasional (usia 2 hingga 6 tahun)
Skema-skema mulai mempresentsikan objek-objek yang berada diluar jangakauan pandangan langsung si anak, namun anak belum mamapu melakukan penalaran logis seperti orang dewasa.Â
Contohnya anak-anak mulai belajar menggunakan kata-kata dan gambar untuk mewakili objek, mereka cenderung egosentris dan sulit melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, meskipun sudah memiliki pemikiram dan menggunakan bahasa yang lebih baik.
Pada tahap ini anak memliki beberapa fantasi dengan berpikir bahwa beberapa benda seperti boneka juga hidup. Mereka berimajinasi tentang hal-hal yang sebenarnya mustahil di kehidupan nyata.Â
Anak-anak mulai memahami hal-hal dengan simbolis. Rasa ingin tahu anak juga berkembang pesat terhadap sesuatu hal yang baru.
Tahapan Operasional Konkret (usia 6 hingga 12 tahun)
Penalaran yang menyarupai penalaran orang dewasa mulai muncul, namun terbatas pada penalaran mengenai realitas konkret. Contohnya Si Kecil mulai berpikir logis tentang peristiwa nyata di sekitarnya,
pikiran anak-anak mulai terorganisir meskipun masih agak konkret, anak-anak mulai menggunakan logika induktif (penalaran dari informasi khusus ke umum).