Mohon tunggu...
Liza Yunia Nika
Liza Yunia Nika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Pentingnya Konsumsi Sayuran pada Anak-Anak di Sekolah Rakyat Pancoran

4 Juni 2024   09:50 Diperbarui: 4 Juni 2024   09:54 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perhatian terhadap sesuatu biasanya sangat singkat.

  1. Definisi Sayur

Sayuran merupakan bahan baku pangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan air yang tinggi. Ada sayuran yang dapat dimakan langsung tanpa dimasak, namun ada juga yang perlu direbus, dikukus, dan lain-lain untuk memaksimalkan nutrisi yang terkandung di dalamnya atau meningkatkan nilai gizinya. rasa sayuran tersebut (Kemenkes, 2018).

Sayuran merupakan sumber banyak nutrisi antara lain potasium, folat, serat pangan, vitamin A, vitamin E, vitamin C, dan tentunya kandungan gizi atau kandungan nutrisinya berbeda-beda antara satu sayuran dengan sayuran lainnya.

Sandjaja (2010) berpendapat bahwa sayuran merupakan makanan nabati dan merupakan sumber zat gizi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan manusia. Bagian-bagian tumbuhan penyusun sayur antara lain daun (sayuran terbanyak adalah daun), batang (wortel adalah umbi-umbian), bunga (seperti bunga pisang), dan buah muda (labu kuning), sehingga dapat dikatakan seluruh bagian tumbuhan dapat dijadikan sayuran (Sediaoetama, 2012).

  1. Dampak Kurangnya Konsumsi Sayur

Menurut Hidayati dkk (2017), konsumsi buah dan sayur anak masih rendah karena makanan tersebut umumnya kurang populer di kalangan anak. Padahal, konsumsi buah dan sayur sangat penting terutama bagi anak usia sekolah karena mengandung nutrisi yang berguna untuk mendukung tumbuh kembang orang dewasa serta mencegah penyakit tidak menular seperti kanker. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan perilaku pola makan adalah kurangnya konsumsi sayur-sayuran. Asupan sayur mayur yang kurang akan mengakibatkan tubuh kekurangan vitamin, mineral, serat dan zat gizi lainnya, serta terjadi ketidakseimbangan asam basa dalam tubuh yang akan menimbulkan berbagai penyakit dan menghambat tumbuh kembang anak (Nurmahmudah, 2015).

Metode

Metode yang kami gunakan untuk program ini ialah intervensi edukasi kepada anak-anak usia sekolah di Sekolah Rakyat yang berada di daerah Pancoran. Kami mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya makan sayur dan memberikan informasi serta edukasi tentang dampak positif dari mengkonsumsi sayur, manfaatnya bagi kesehatan, serta bahayanya kurang mengkonsumsi sayur. Kami juga memperkenalkan nama dan bentuk sayur-sayuran kepada anak-anak usia sekolah yang ada di sana untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada mereka.

Dalam pelaksanaannya, kelompok kami menyosialisasikan berbagai hal terkait sayuran, mulai dari pengenalan nama dan bentuk sayur, manfaat, serta dampak dari kurangnya mengkonsumsi sayur tersebut. Kami menyampaikan informasi tersebut kepada anak-anak dengan cara yang menarik dan interaktif agar bisa mendapat perhatian anak-anak sehingga apa yang disampaikan dapat mudah dimengerti oleh mereka. Kami juga mengadakan tanya jawab dan games mengenai sayur-sayuran bersama anak-anak disana, ini bertujuan untuk meningkatkan antusiasme anak-anak yang hadir serta untuk membantu mereka senantiasa mengingat materi yang telah kami sampaikan.

Hasil Kegiatan dan Pembahasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun