Mohon tunggu...
Liza Yunia Nika
Liza Yunia Nika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Pentingnya Konsumsi Sayuran pada Anak-Anak di Sekolah Rakyat Pancoran

4 Juni 2024   09:50 Diperbarui: 4 Juni 2024   09:54 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama Anggota Kelompok: Liza Yunia Nika (118), Luqmanul Hakim (059), Ajeng Azzahra (089), Kevin Alden (136), Anshor Abdillah (146), Zhafira Zharifa (170), Ghiyas Muhammad Rizkallah (203), Rifaldi Fernando (230), Khansa Athaullah Armansyah (273)

Dosen Pengampu: DRS. Syarif Ali, M.Si., CHRP11

Abstrak

Pengabdian masyarakat yang kami lakukan dilatarbelakangi dengan banyaknya masyarakat yang tidak memahami tentang pentingnya memakan sayuran. Banyak sekali masyarakat yang tidak memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran khususnya bagi anak anak. Banyaknya masyarakat yang tidak memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya pemahaman tentang manfaat memakan sayuran dan kurangnya ekonomi yang membuat tidak mampu untuk membeli sayuran. Oleh karena itu yang membuat kami melakukan pengabdian masyarakat dengan tema “Sosialisasi Kesehatan: Membudayakan Konsumsi Sayuran pada Anak-Anak di Sekolah Rakyat Pancoran” agar selanjutnya anak-anak dan masyarakat memahami pentingnya konsumsi sayuran. Kami melakukan pengabdian masyarakat pada anak anak sekolah rakyat yang berada di wilayah pancoran.

Kata Kunci: Sayuran, pengabdian masyarakat, anak anak

Pendahuluan

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Kampanye Nasional Peningkatan Gizi berupaya memberikan perhatian khusus terhadap pentingnya konsumsi buah dan sayur dalam kaitannya dengan penurunan konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia. Demikian juga halnya Kemenkes RI telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan salah satu fokusnya adalah konsumsi sayur setiap hari minimal 2,5 porsi (Kemenkes RI,2013). 

Pada tahun 2016, Masyarakat Indonesia mengkonsumsi sayur mengalami penurunan. Data yang tercatat menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi 43% dari jumlah yang konsumsi sayuran yang direkomendasikan, yang berarti kurang dari setengah jumlah yang telah direkomendasikan oleh (AKG/FAO, 2013).

Menurut Sediatoetama (2012) masih banyaknya kondisi gizi anak sekolah di Indonesia yang kurang mencukupi standar seperti berat badan kurang, kekurangan zat besi, kekurangan vitamin A dan C dan ada juga yang kekurangan yodium. Faktor orang tua merupakan faktor yang sangat penting dalam mengkonsumsi sayur pada anak usia dini, karena pada usia ini lebih banyak berada di lingkungan rumah, sehingga ketika makan mereka bergantung pada menu yang disediakan oleh orang tua di rumah. Peran orangtua, baik ayah maupun ibu sangatlah penting dalam tumbuh kembang anak. Keberadaan keduanya sangat bermanfaat dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Orang tua merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam pemantauan maupun untuk pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak terutama pada lima tahun kehidupan yang merupakan masa keemasan bagi tumbuh kembang anak. 

Konsumsi sayur pada anak-anak masih sangat rendah dan masih banyak yang tidak mematuhi anjuran. Menurut Pedoman Gizi Seimbang (2014), anak balita dan anak usia sekolah dianjurkan mengonsumsi sayur mayur sebanyak 250 gram atau setara dengan 2,5 porsi sayur mayur yang dimasak dan ditiriskan.

Pengabdian yang kami berikan berupa edukasi kepada anak-anak yang berada di Sekolah Rakyat Pancoran akan pentingnya rutin makan sayur. Makan sayur yang cukup dapat menunjang tumbuh kembang anak serta menjaga imunitas tubuh agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun