Sebuah berita yang dibagikan kepada publik dalam kurun waktu kurang dari 24 jam mengenai sebuah peristiwa yang ada seringkali menjadi sasaran informasi hoaks.
Tentu saja, hal ini dipengaruhi dengan jangka waktu yang dibutuhkan oleh seorang jurnalis dalam menganalisa secara mendalam sebuah peristiwa. Pada media konvensional, seorang jurnalis memiliki kurun waktu 24 jam setelah kejadian terjadi sebelum dirilis ke publik.
Sementara itu, media baru menuntut kecepatan yang membuat berita dari kejadian sudah dapat dibagikan kepada masyarakat meskipun peristiwa tersebut baru saja terjadi beberapa jam yang lalu.
Kecepatan yang secara tidak langsung menjadi tuntutan dalam sebuah berita di media baru membuat sebuah berita rentan sekali terhadap informasi yang simpang siur, membuat masyarakat harus mewaspadai akan kebenaran dari sebuah berita.
Waspada akan informasi yang diberikan dalam berita digital oleh masyarakat yang mengakses berita secara digital dalam kesehariannya akan sangat membantu untuk mencegah adanya berita hoax.
Setelah mengetahui beberapa alasan dibalik mengapa jurnalisme multimedia itu penting, apakah kamu menjadi tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai jurnalisme multimedia? Tentu saja dengan mempelajarinya kamu akan semakin mengerti bagaimana dunia berita bekerja.
Tidak hanya itu, kamu juga akan semakin mengerti bagaimana caranya membedakan berita hoaks yang di zaman sekarang seringkali dijumpai dan beredar baik di platform berita maupun media digital lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H